Generasi muda Indonesia diharapkan dapat berkontribusi dalam perjalanan politik negara. Pasalnya, 10-20 tahun yang akan datang, generasi muda yang akan mengisi dan menentukan masa depan Indonesia.
Dikutip dari dataindonesia.id pada Rabu (15/2), ketertarikan anak muda Indonesia terhadap politik masih rendah. Dilihat dari minimnya anak muda yang mencalonkan diri sebagai kepala daerah maupun anggota DPR/DPRD.
Minat Generasi Muda dalam Berpolitik
Berdasarkan hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada Agustus 2022, hanya 14,6% anak muda yang berkeinginan mencalonkan diri sebagai anggota DPR/DPRD. Bahkan, hanya 1,1% anak muda yang bergabung dengan partai politik. Survei ini melibatkan 1.200 responden berusia 17-39 tahun di Indonesia.
Banyak cara yang dapat dilakukan partai politik untuk meningkatkan keterlibatan pemuda saat ini. Era digital memberikan kemudahan akses informasi dan menjangkau banyak pemuda di seluruh Indonesia. Ajakan untuk para anak muda berpartisipasi dalam politik tidak perlu dengan cara-cara lama.
Para pemuda perlu diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya terhadap politik. Sehingga penting bagi partai politik memberikan ruang untuk hal tersebut. Seperti yang dilakukan oleh Golkar Institute dengan mengadakan “Essay Competition” dengan tema transformasi politik menuju 2024. Lomba esai ini melibatkan mahasiswa/i di berbagai daerah. Melalui lomba ini, pandangan politik dari generasi Z maupun milenial dapat diserap sebagai persiapan pesta politik 2024.
Ace Hasan Syadzily, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, saat ditemui di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat pada Selasa (14/2) mengatakan anak muda memiliki kekayaan pengetahuan dan pandangan yang beragam tentang politik saat ini. Oleh karena itu, penting untuk memberikan kesempatan bagi mereka mengartikulasikan pandangan-pandangan tersebut melalui tulisan esai.
“..mereka ingin bahwa berpolitik itu bukan hanya sekedar jargon, tetapi juga harus dengan tindakan-tindakan nyata.” jelas Ace.
Marcella, salah satu pemenang Essay Competition Golkar Institute, dalam esai nya yang berjudul “Partai Politik Melek Anak Muda Jangan Sekedar Jargon” menuliskan bahwa tidak ada jalan lain bagi partai politik selain bertransformasi menyesuaikan karakter dan kultur kerjanya selaras dengan anak muda. Ia juga menulis partai politik harus ikut bergerak lincah seperti anak muda jika tidak ingin tertinggal.
Harapannya kompetisi ini dapat membangun semangat partai politik lainnya untuk ikut melibatkan generasi muda dalam menyambut Pemilu 2024.
Para Pemenang
Berikut ini daftar pemenang Golkar Institute Essay Competition:
Juara1. Marcella (Universitas Multimedia Nusantara) dengan hadiah Rp45.000.000
Juara 2. Bilal Adi Jaya (Universitas Gadjah Mada) dengan hadiah Rp25.000.000
Juara 3. Najwa Mutiara Alia (Universitas Diponegoro) Rp10.000.000
Juara Harapan (masing-masing menerima Rp 2 juta)
1. Rifda Najla Marhamah (UIN Syarif Hidayatullah)
2. Wilhelmus F.N (Universitas Katolik Widya Mandira Kupang)
3. Muh Ramadamsyah Prasetya (Universitas Hasanuddin)
4. Noerul Hanin (Universitas Tanjungpura
5. Nadia Oktaria Putri (Universitas Andalas)
Juara Favorit (masing-masing menerima Rp 1 juta)
1. Yohana Selvina Wanda (Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero)
2. Sulaiman (Universitas Pamulang)
3. Widia Usada (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
4. Thomas Vilkanova Kharisma S. (Institute Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero)
5. Syarif Abdurrahman (Ma’had Aly Hasyim Asy’ari)
6. Nazilatul Hidayah (Universitas Diponegoro)
7. Ni Luh Putu Yunita K. Dewi (STAH N Empu Kuturan Singaraja)
8. Shofyan Trengganu (Institute Teknologi Indonesia)
9. Moh. Muhlis (SKIP PGRI Sumenep)
10. Rionimus Imanuel Nahak (Universitas Sanata Dharma Yogyakarta).
Editor: Addinda Zen/Raja H. Napitupulu