Home » Harga Beras Masih Tinggi, Ikut Pengaruhi Inflasi

Harga Beras Masih Tinggi, Ikut Pengaruhi Inflasi

by Addinda Zen
2 minutes read
Ilustrasi beras diprediksi menjadi pendorong utama inflasi 2024. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Memasuki bulan Oktober 2023, harga beras di pasaran masih tinggi. Per 2 Oktober, harga beras premium berada di atas Harga Eceran Teringgi (HET) hampir di seluruh provinsi. Harga rata-rata nasional beras premium saat ini di angka Rp14.910/kg, sementara beras medium di angka 13.300/kg. Dikutip dari laman Badan Pangan Nasional, grafik pergerakan harga beras premium terus menanjak, khususnya dari bulan Agustus-Oktober.

Tingginya harga beras ini masih dipengaruhi oleh kemarau panjang dari fenomena El Nino. Selain itu, banyak negara produsen yang melakukan pelarangan ekspor untuk pemenuhan kebutuhan domestik.

Sejalan dengan itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan, sejumlah lahan pertanian mengalami gagal tanam, juga gagal panen. Menurutnya, El Nino mempengaruhi pasokan pangan dalam negeri.

“Saat ini kenaikan suhu bumi kekeringan, di mana-mana kemarau panjang. Sehingga, menyebabkan gagal tanam, menyebabkan gagal panen. Super El Nino yang ada di tujuh provinsi di negara kita juga mempengaruhi pasokan pangan pada rakyat kita,” ujarnya saat menyampaikan pidato di pembukaan Rakernas PDIP (29/9).

Inflasi Beras Meningkat

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, inflasi beras pada September lalu mencapai 5,61% secara bulanan (month to month). Angka ini memberikan andil 0,18% pada inflasi. Sementara secara tahunan, inflasi beras mencapai 18,44%.

Baca Juga  Arroyo Waspadai Penimbunan Beras Dari Dampak El Nino

“Inflasi beras September 2023 secara mtm merupakan yang tertinggi sejak Februari 2018,” ujarnya dalam konferensi pers, Senin (2/10).

Lebih lanjut, disebutkan juga produksi pada semakin menurun seiring dengan penurunan luas panen dan dampak El Nino. Tidak hanya di Indonesia, penurunan produksi juga terjadi di sejumlah negara-negara Asia.

“Selain itu, di beberapa negara penghasil utama beras dunia seperti Thailand, Vietnam, dan India sudah mulai terjadi penurunan produksi beras dan bahkan India melakukan kebijakan untuk pembatasan impor. Jadi, kenaikan harga beras ini dikontribusikan oleh terganggunya sisi supply,” ujar Amalia.

Pemerintah masih berupa menstabilkan harga beras dengan melakukan sejumlah program penyediaaan beras bagi masyarakat. BULOG memastikan, pasokan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) aman sampai panen raya tahun depan walaupun ada kenaikan harga di pasaran. Ada pula program Bantuan Pangan melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Stok CBP ini masih dapat bertambah melalui penyerapan dalam negeri dan penerimaan 1 juta ton impor.

 

Editor: Dimas Adi Putra/Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life