PT Kereta Api Indonesia (KAI) menerima penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3,2 triliun. Perusahaan kereta api tersebut juga berkomitmen menyelesaikan proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung (KCJB).
Melalui PMN ini, KAI akan mengawal pembangunan KCJB agar dapat dinikmati masyarakat sesuai waktu yang telah ditetapkan.
“Kami dengan seluruh stakeholder memperkuat komitmen serta meningkatkan koordinasi demi peningkatan keselamatan pembangunan proyek KCJB,” kata VP Public Relations KAI, Joni Martinus, Selasa (3/1/2023).
Diterimanya PMN oleh KAI berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2022 tentang Penambahan PMN RI ke Dalam Modal Saham KAI pada 31 Desember 2022.
Ia mengatakan, PMN tersebut bersumber dari APBN 2022.
“Adanya PMN ini akan meningkatkan kapasitas perusahaan kereta itu dalam rangka menyelesaikan proyek KCJB,” jelas Joni diktip dari antaranews.com.
Dikatakannya, PMN tersebut akan dimanfaatkan KAI untuk membiayai porsi ekuitas Indonesia atas cost overrun proyek KCJB. Sehingga pembangunannya dapat mencapai target operasi pada Juni 2023.
Berdasarkan Perpres Nomor 93 Tahun 2021, KAI ditunjuk sebagai pimpinan konsorsium BUMN proyek KCJB. Dan, menetapkan bahwa pemerintah dapat memberikan PMN kepada pimpinan konsorsium BUMN.
Proyek Strategis Nasional
Proyek KCJB merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk melayani transportasi publik. Sehingga dukungan pemerintah sangat diperlukan untuk penyelesaian kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini.
Penetapan cost overrun Proyek KCJB ini juga telah melalui audit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
Joni mengatakan, KAI memastikan pengelolaan dana PMN sesuai Good Corporate Governance (GCG) untuk mewujudkan akuntabilitas pembangunan proyek KCJB yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pembangunan fisik KCJB hingga Desember 2022 sudah mencapai 82,61 persen, sedangkan progres investasi KCJB mencapai 91,8 persen.
KAI bersama seluruh pemangku kepentingan terus mempersiapkan sarana, prasarana, serta sumber daya manusia agar ketika dioperasikan nanti, KCJB dalam kondisi andal dan prima serta tidak mengalami kendala yang berarti.
“Hadirnya Kereta Api Cepat Jakarta Bandung tidak hanya menjadi alternatif transportasi baru yang menghubungkan kedua wilayah, tetapi juga berimbas pada peningkatan aktivitas perekonomian di wilayah yang dilalui,” katanya. *
Editor: Raja H. Napitupulu