Home » Kemenperin Susun Strategi Atasi Persoalan Ketenagakerjaan di Sektor Industri

Kemenperin Susun Strategi Atasi Persoalan Ketenagakerjaan di Sektor Industri

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menyusun strategi mengatasi persoalan ketenagakerjaan yang dihadapi sektor industri, seperti industri tekstil, alas kaki, dan furnitur yang merupakan sektor padat karya.

“Kami sedang menyiapkan kebijakan stimulus tersebut,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, di Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Kebijakan itu di antaranya larangan terbatas impor, penyesuaian pemeriksaan post border menjadi border, dan fleksibiltas jam kerja.

“Itu yang kami minta untuk direlaksasi, paling tidak sampai kondisi normal,” terangnya.

Agus juga mengatakan pemerintah juga tengah memfinalisasi kebijakan pemberian insentif untuk kendaraan listrik. Kebijakan untuk mendorong percepatan pengembangan industri berbasis listrik di Indonesia.

“Tidak hanya mobil, tidak hanya sepeda motor, tetapi juga bus. Syaratnya satu, harus memiliki fasilitas. Artinya, dia harus punya pabrik di Indonesia,”papar Agus.

Ia optimis jika kontribusi sektor industri terhadap realisasi penanaman modal dan ekspor tahun ini masih mampu tumbuh dengan signfikan. Hal ini akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja.

“Masuknya sejumlah investasi di beberapa sektor diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” tuturnya.

Baca Juga  YLKI Sebut PLN Sukses Jaga Keandalan Listrik Selama Libur Idul Fitri 2023

Serap Tenaga Kerja

Pemerintah memprediksi realisasi investasi dari industri manufaktur pada tahun ini mencapai Rp 450 triliun hingga Rp 470 triliun.  Naik 7 persen dibandingkan proyeksi tahun sebelumnya sebesar Rp 439,33 triliun.

“Seiring dengan itu, nilai ekspor industri pengolahan nonmigas pada 2022 diproyeksikan mencapai USD 210,38 miliar, dan pada 2023 ditargetkan sebesar USD 225 miliar-USD 245 miliar,” sebut Menperin.

Agus mengatakan, naiknya investasi di sektor industri pada tahun ini akan menyerap tenaga kerja lebih banyak dari tahun sebelum.

Pada tahun 2022, total serapan tenaga kerja diperkirakan mencapai 19,11 juta orang, sedangkan pada 2023 sebanyak 19,2-20,2 juta orang.

Karena itu, kata Menperin, pemerintah bertekad untuk memperkuat hilirisasi di sektor industri manufaktur. Sebab, selama ini telah memberikan bukti nyata terhadap multiplier effect bagi perekonomian nasional.

Diantaranya meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, menarik investasi masuk di tanah air, menghasilkan devisa besar dari ekspor, dan menambah jumlah serapan tenaga kerja. *

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life