Home » KKP Sebut Tilapia Miliki Potensi Besar Dikembangkan, AS Pasar Utama Ekspor

KKP Sebut Tilapia Miliki Potensi Besar Dikembangkan, AS Pasar Utama Ekspor

by Junita Ariani
2 minutes read
KKP menyebut, tilapia memiliki potensi besar dikembangkan. Pasalnya potensi pasar atau global market value ikan nila begitu besar.

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyebut, tilapia memiliki potensi besar dikembangkan. Pasalnya potensi pasar atau global market value ikan nila begitu besar.

Merujuk data Future Market Insights 2023, di tahun ini potensi pasar ikan nila global diperkirakan mencapai USD13,9 miliar. Diprediksi 10 tahun ke depan, potensi nilainya akan meningkat menjadi USD21,6 miliar.

“Ini peluang yang luar biasa dan besar. Potensi budidaya tilapia dapat meningkatkan perekonomian negara,” jelas Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, KKP, Tb Haeru Rahayu dikutip dari siaran pers, Minggu (19/11/2023), di Jakarta.

Sebelumnya, Tebe (sapaan akrab Tb Haeru) menyambut positif terbentuknya Asosiasi Tilapia Indonesia (ATI). KKP berharap organisasi yang mewadahi para pelaku usaha bisnis tilapia tersebut dapat bersinergi dalam mengembangkan tilapia. Mulai dari budidaya hingga ke pengolahan atau hulu hilir.

Tebe mengungkapkan apresiasi dengan resminya terbentuk asosiasi yang bergerak di komoditas tilapia. Selama ini belum ada komunitas atau organisasi para pelaku usaha hulu-hilir tilapia skala nasional.

Dalam mendorong peningkatan produksi tilapia Indonesia, KKP juga telah membangun Modeling Budi Daya Nila Salin Berbasis Kawasan. Lokasi ini berada di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya Karawang.

“Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin (BINS) ini dibangun sebagai salah satu upaya dalam rangka mencapai target produksi ikan nila nasional di tahun 2024. Yakni 2,46 juta ton atau senilai Rp61,2 triliun,” jelasnya.

Amerika Serikat Negara Tujuan Ekspor Utama

Selain itu kata Tebe, juga sebagai upaya pemerintah pusat dalam mendorong peningkatan produktivitas tambak idle di Pantura Jawa. Agar perekonomian di wilayah tersebut menggeliat, tenaga kerja juga akan meningkat dan multiplier effect terus tumbuh.

Baca Juga  Universitas Paramadina Canangkan Literasi Media Berbasis Politik Bersama Bawaslu, KPI, dan KPU

Merujuk dari Satu Data KKP, adanya penurunan produktivitas tambak di Pantura akibat penurunan daya dukung yang diperkirakan mencapai luas 78.600 hektare.

Menyikapi hal tersebut, pemerintah terus berupaya agar produktivitas tambak idle terus meningkat yaitu menawarkan budidaya ikan nila salin. Sebagai salah satu solusi untuk permasalahan tambak idle tersebut.

Dikarenakan kemampuan ikan nila salin yang telah terbukti dapat tumbuh dengan baik pada salinitas tinggi.

Tebe menambahkan, pembangunan model percontohan budidaya ikan nila salin yang diterapkan adalah berbasis darat (land based), dan bukan danau (lake based).

Sehingga model percontohan tersebut selain dengan memperhitungkan keuntungan finansial, juga tetap mengedepankan ekologi.

Sebagai Informasi, Indonesia memiliki sejumlah negara tujuan ekspor utama. Di mana Amerika Serikat (AS) menduduki posisi teratas dengan pangsa pasar mencapai 62% (7.088 ton) dari total ekspor ikan nila Indonesia.

Ini menunjukkan seberapa signifikan peran USA dalam menyerap produksi ikan nila Indonesia ke pasar internasional.

Berdasarkan bentuk produk, impor tilapia ke AS didominasi dalam bentuk filet beku dengan pangsa pasar 66%. Selain Amerika Serikat, negara tujuan ekspor nila Indonesia adalah Kanada (14%) dan Uni Eropa (8%). *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life