Home » Komisi VII Pacu Percepatan Progres Smelter di NTB

Komisi VII Pacu Percepatan Progres Smelter di NTB

by Junita Ariani
2 minutes read
Komisi VI DPR Optimistis Smelter Freeport Gresik Selesai Dibangun 2023 (Ilustrasi)/Ist

ESENSI.TV - SUMBAWA, NTB

Komisi VII DPR RI pada masa persidangan IV tahun sidang 2022-2023 melakukan kunjungan kerja spesifik (kunspek). Mereka meninjau progres smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Saat ini progres smelternya telah mencapai 51,631 persen,” kata Ketua Tim Kunjungan Eddy Soeparno.

Ia berharap progres ini bisa dipercepat agar proses rantai produksi industri hilir tembaga ini juga bisa segera terealisasikan. Apalagi, saat ini pengembangan konstruksi sudah dilakukan

“Konstruksinya sudah berjalan cukup jauh dari konstruksi dasarnya. Dalam 2 bulan mendatang diharapkan critical equipment akan masuk,” ujarnya.

Dikutip dari keterangan persnya, Jumat (7/4/2023), Eddy mengatakan, PT Amman Mineral berkomitmen melakukan hilirisasi secara konsekuen.

“Sesuai amanat UU No. 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan dan batu bara (Minerba). Yang menekankan pembangunan smelter untuk rampung paling lambat pada 2023. Atau tiga tahun setelah diundangkan,” jelasnya.

Namun karena adanya pandemi covid-19 selama kurun waktu dua tahun, sejumlah proyek smelter pun mengalami keterlambatan.

Baca Juga  Setelah Sempat Anjlok di Kuartal III, Penjualan Properti Naik Lagi Akhir Tahun Lalu

Begitupun, Eddy berharap proses pembangunan smelter dapat dipercepat agar segera beroperasi sesuai dengan waktu yang dicanangkan.

Menyusul keinginan Presiden Joko Widodo yang akan melakukan pelarangan kegiatan ekspor konsentrat tembaga mulai Juni 2023.

Pelarangan ekspor bahan mentah ini dilakukan agar dapat meningkatkan nilai tambah yang begitu signifikan terhadap industri di dalam negeri. Sekaligus menciptakan lapangan kerja yang masif di tengah transisi energi.

“Yang perlu kita laksanakan adalah rantai produksi tembaga itu tidak hanya berhenti dari smelter saja di Indonesia. Tapi ada produk turunan yang bisa dilaksanakan industrinya di Indonesia,” ujar Eddy.

Ia juga mengapresiasi PT AMNT yang telah melakukan penyerapan terhadap sumber daya manusia lokal. Di mana tenaga teknis dari kontraktor asing itu ada sekitar 10 persen. Sisanya adalah tenaga kerja dari Indonesia.

“70 persen adalah anak daerah lokal. Jadi apa yang dilakukan PT Amman menurut kami juga perlu diapresiasi,” terangnya.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life