Home » Menteri Arifin Tegaskan Komitmen Indonesia Kurangi Emisi GRK, Ini yang Dilakukan

Menteri Arifin Tegaskan Komitmen Indonesia Kurangi Emisi GRK, Ini yang Dilakukan

by Junita Ariani
2 minutes read
Menteri ESDM Arifin

ESENSI.TV - INDIA

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif kembali menegaskan komitmen Indonesia dalam melawan perubahan iklim. Indonesia juga akan mengambil aksi global untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK).

Menteri Arifin mengemukakan hal tersebut pada Pertemuan Clean Energy Ministerial ke-14 dan Mission Innovation ke-8 di Goa, India.

“Kami telah membangun roadmap menuju Net Zero Emission (NZE) dalam rangka dekarbonisasi sistem energi pada 2060. Atau lebih cepat dengan dukungan internasional,” ujarnya, Jumat (21/7/2023).

Untuk mencapai target NZE, imbuh Arifin, diperlukan dekarbonisasi suplai energi melalui optimalisasi pembangkit energi terbarukan.

Kemudian memperluas infrastruktur transmisi dan distribusi, pemanfaatan potensi carbon storage untuk menangkap emisi dari industri yang hard-to-abate. Serta mengembangkan bahan bakar rendah karbon.

Arifin juga mengatakan, sektor kelistrikan akan mencapai puncak emisi antara tahun 2035 dan 2040.

“Namun kita akan dapat mencapainya lebih cepat apabila mendapat dukungan internasional,” imbuhnya.

Untuk mencapai NZE, penggunaan teknologi yang mutakhir dan keberadaan industri pendukung sangat diperlukan. Tantangan saat ini adalah ketersediaan teknologi energi bersih dengan harga terjangkau.

“Kerja sama dan solusi dalam teknologi memiliki peran yang kritikal dalam dekarbonisasi sektor kelistrikan dan industri yang hard-to-abate. Adapun kendaraan listrik berbasis baterai menjadi teknologi kunci untuk menurunkan emisi di sektor transportasi,” ujar Arifin.

Baca Juga  Skema Jual Beli PLTS Atap Dihapuskan, Kok Bisa?

Miliki 15 Proyek CCS/CCUS

Menteri Arifin menambahkan, Indonesia memiliki target 2 juta mobil listrika dan 13 juta sepeda motor listrik pada 2030 mendatang.

Saat ini Pemerintah memberikan insentif kepada masyarakat dalam membeli kendaraan listrik baru maupun konversi sepeda motor. Dari berbahan bakar minyak menjadi sepeda motor listrik.

“Kami mengharap investasi dan kerja sama untuk mengubah pengolahan nikel menjadi industri manufaktur baterai, memberikan nilai tambah. Menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia,” ungkap Arifin.

Arifin juga menggarisbawahi peran CCS/CCUS untuk dekarbonisasi industri hulu migas dan sektor industri yang hard-to-abate, seperti semen dan petrokimia.

“Kami membutuhkan dukungan investasi dan penelitian bersama untuk mengembangkan potensi penyimpanan CO2 kami. Dari minyak dan gas yang habis dan akuifer garam dengan total kapasitas penyimpanan 12,2 miliar ton CO2,” ujarnya.

Pihaknya juga memiliki 15 proyek CCS/CCUS yang akan beroperasi sebelum tahun 2030. Dengan kapasitas penyimpanan hingga 68 juta ton CO2.

Selain itu, peran hidrogen hijau juga dapat dimanfaatkan untuk dekarbonisasi sektor hard-to-abate. Indonesia memiliki lebih dari 3.600 GW potensi energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi hidrogen hijau. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life