Home » Naegleria fowleri, Korea Selatan Laporkan Kasus Pertama Infeksi Amuba Pemakan Otak

Naegleria fowleri, Korea Selatan Laporkan Kasus Pertama Infeksi Amuba Pemakan Otak

by Erna Sari Ulina Girsang
1 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Otoritas Kesehatan Korea Selatan melaporkan bahwa penyebab kematian satu orang warganya, berusia 51 tahun, adalah akibat terinfeksi Naegleria fowleri atau kasus langka yang sering dinamai amuba pemakan otak.

Jee Young-mee, Kepala Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (The Korea Disease Control and Prevention Agency/KDCP), mengatakan kepastian infeksi diketahui setelah pihaknya melakukan tes genetik tiga jenis pathogen penyebab Naegleria fowleri.

“Hasil menyebutkan pengujian mengkonfirmasi bahwa gen dalam tubuh pasien 99,6 persen mirip temuan pada pasien meningitis yang dilaporkan di luar negeri,” tulis Jee Young-mee dalam siaran persnya, seperti dilansir dari Korea Herald, Kamis (29/12/2022).

Korban, meninggal setelah kembali dari Thailand pada tanggal 10 Desember 2022, setelah empat bulan bertugas di negara itu. Setelah tiba di Korea Selatan, dia sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit, tetapi meninggal pada Rabu pekan lalu.

Naegleria fowleri adalah amuba atau organisme hidup bersel tunggal yang hidup di tanah dan air tawar hangat, seperti mata air panas, danau dan sungai, di seluruh dunia. Infeksi amuba terjadi mulai dari terhirup masuk ke hidung dan akhirnya menjalar ke otak.

Baca Juga  Keren! Pemerintah Dorong Digitalisasi 30 Juta UMKM

Adapun gejala yang menyertai, meliputi sakit kepala, demam dan mual atau muntah, kemudian disusul dengan sakit kepala parah, demam, muntah dan leher kaku. Sedangkan, masa inkubasi Naegleria fowleri di dalam tumbuh rata-rata dua hingga tiga hari dan paling banyak hingga 15 hari.

Infeksi yang ditemukan pekan lalu adalah kasus pertama atau belum terjadi terjadi di Korea Selatan selama ini. Kasus Naegleria fowleri pertama kali di ditemukan di Amerika Serikat. Sejak tahun 1962 hingga tahun 2021, penduduk AS yang terinfeksi mencapai 154 orang. Dari jumlah itu, hanya empat orang yang selamat karena tingkat kematian pasien lebih dari 97%.

Sementara itu, di seluruh dunia dilaporkan kasus Naegleria fowleri diderita oleh 381 kasus orang, antara lain di India, Thailand, Amerika Serikat, China, dan Jepang. *

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life