Home » Napak Tilas Luka Bangsa, Pedih Perih Melahirkan Pancasila

Napak Tilas Luka Bangsa, Pedih Perih Melahirkan Pancasila

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Pancasila

Hari lahir Pancasila secara berkala diperingati setiap tanggal 1 Juni. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap peran Pancasila dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Karena itu, memperingati hari lahir Pancasila dapat dilakukan setiap waktu agar rasa cinta terhadap Pancasila melekat kuat di hati masyarakat.

Kali ini, Budayawan Gus Nas menggugah rasa sadar masyarakat dalam artikel berikut.

Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni membawa kita kembali ke masa perjuangan kemerdekaan Indonesia. Di mana luka dan pengorbanan menjadi saksi bisu kelahiran ideologi luhur bangsa kita.

Pancasila tidak lahir dari ruang hampa. Ia diracik dari air mata dan darah para pahlawan yang gugur demi kemerdekaan. Setiap sila dalam Pancasila mengandung makna mendalam yang diilhami dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Perjalanan Menuju Pancasila

Sebelum Pancasila dirumuskan, bangsa Indonesia dilanda perpecahan dan pergolakan ideologi. Berbagai kelompok politik dan agama saling berebut pengaruh, mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.

Di tengah kekacauan ini, Bung Karno, sebagai pemimpin bangsa, tergerak untuk mencari solusi. Beliau mempelajari berbagai ideologi dan falsafah dari berbagai belahan dunia. Namun tak satu pun yang sepenuhnya sesuai dengan kondisi dan cita-cita bangsa Indonesia.

Akhirnya, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno menyampaikan pidato yang dikenal sebagai “Lahirnya Pancasila” di depan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Dalam pidatonya, Bung Karno mengemukakan lima dasar negara yang menjadi fondasi bagi Indonesia merdeka.Yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Makna dan Implementasi Pancasila

Pancasila bukan sekadar ideologi yang tertulis di atas kertas. Ia adalah kompas moral yang memandu bangsa Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila dalam Pancasila memiliki makna dan relevansi yang mendalam dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga  Nadiem Makarim Diminta Periksa Secara Berkala Realita Perguruan Tinggi Indonesia

Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengakui dan mengamalkan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing-masing, serta saling menghormati antarumat beragama.

Kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Menghargai harkat dan martabat manusia, serta memperlakukan semua orang dengan adil dan bermartabat.

Ketiga, Persatuan Indonesia. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa, serta selalu berusaha untuk menyelesaikan konflik dengan cara damai.

Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Menerapkan demokrasi pancasila, di mana suara rakyat didengar dan dihargai dalam pengambilan keputusan.

Kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Tantangan dan Harapan

Meskipun Pancasila telah menjadi fondasi bagi bangsa Indonesia selama lebih dari 70 tahun, masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Khususnya dalam mengimplementasikannya secara menyeluruh.

Permasalahan korupsi, intoleransi, dan ketidakadilan sosial masih menjadi momok yang menghantui bangsa. Namun, di tengah berbagai tantangan tersebut, masih terdapat harapan dan optimisme untuk masa depan Pancasila.

Generasi muda Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan semangat persatuan dan gotong royong, bangsa Indonesia dapat mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga dan melestarikan Pancasila.

Mempelajari dan memahami sejarah dan makna Pancasila, mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Berikutnya, melawan segala bentuk intoleransi dan diskriminasi, berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa.

Dengan bersama-sama menjaga dan melestarikan Pancasila, kita dapat membangun Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan bermartabat.

 

Penulis: Gus Nas (Budayawan)

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life