Home » Neraca Perdagangan Indonesia kembali Surplus pada Maret

Neraca Perdagangan Indonesia kembali Surplus pada Maret

by Junita Ariani
2 minutes read
Indonesia Siap Selesaikan IEU-CEPA pada 2024/Kemendag

ESENSI.TV - JAKARTA

Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Maret 2023 sebesar USD2,91 miliar. Surplus ini pun melanjutkan tren secara beruntun sejak Mei 2020.

Surplus tersebut terdiri atas neraca nonmigas sebesar USD4,58 miliar dan defisit neraca migas USD1,68 miliar.

“Neraca perdagangan Indonesia periode Maret 2023 surplus sebesar USD2,91 miliar,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan.

Menurutnya, negara tujuan yang memberi kontribusi tertinggi terhadap laba perdagangan ini adalah India mencapai USD0,90 miliar. Disusul, Amerika Serikat (AS) USD0,81 miliar, dan Filipina USD0,81 miliar.

Sementara perdagangan dengan Australia, Thailand, dan Singapura menghasilkan defisit terbesar masing-masing USD0,51 miliar, USD0,39 miliar, dan USD 0,34 miliar.

Secara kumulatif, kata Zulkifli Hasan, neraca perdagangan periode Januari–Maret 2023 untung sebesar USD12,25 miliar.

“Capaian ini melampaui margin pada periode Januari–Maret tahun lalu sebesar USD9,33 miliar,” jelas Mendag dalam keterangan tertulisnya, dikutip Kamis (20/4/2023).

Keuntungan perdagangan periode Januari–Maret 2023 ini terdiri atas margin nonmigas USD16,57 miliar dan defisit migas USD4,31 miliar.

Kinerja Ekspor Maret 2023

Lebih jauh Mendag mengatakan, nilai total ekspor Indonesia pada Maret 2023 mencapai USD23,50 miliar. Nilai ini menguat 9,89 persen dibanding bulan lalu (MoM). Namun, menurun 11,33 persen dibanding Maret tahun 2022 (YoY).

“Peningkatan nilai perdagangan luar negeri tersebut didorong peningkatan ekspor migas 12,79 persen dan nonmigas 9,71 persen dibandingkan Februari 2023,” jelasnya.

Dikatakannya, peningkatan perdaganagn pada Maret 2023 merupakan perbaikan dibandingkan pada Januari dan Februari 2023.

“Salah satu faktor penyebabnya adalah meningkatnya permintaan dari negara utama tujuan ekspor,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.

Antara lain dari Vietnam 24,43 persen, Tiongkok (15,24%, India 13,25%, Singapura 9,15%, Taiwan 7,95% dan Korea Selatan 7,84% (MoM).

“Secara bulanan kinerja perdagangan luar negeri nonmigas Maret 2023 terbilang cukup baik. Karena mencatatkan pertumbuhan pada seluruh sektor,” jelasnya.

Pada Maret ini, ekspor sektor pertambangan naik sebesar 18,43%, kemudian pertanian naik 11,72%  dan industri pengolahan meningkat sebesar 7,22%  (MoM).

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, beberapa produk ekspor nonmigas dengan peningkatan nilai terbesar pada Maret 2023 antara lain bahan logam mulia. Perhiasan/permata (HS 71) naik 93,04%, bijih, terak dan abu logam (HS 26) naik 52,28%.

Baca Juga  Satgas BLBI Kembali Lakukan Penguasaan Aset Tanah di Jabar dan Jatim

Tembaga dan barang dari padanya (HS 74) naik 42,01%, bahan kimia organik (HS 29) naik 36,97%. Serta olahan dari tepung (HS 19) naik 29,57% (MoM).

Ekspor Nonmigas Naik

Dikatakannya, perdagangan ke luar negeri nonmigas Indonesia ke mayoritas 30 negara utama pada Maret 2023 tercatat naik dibandingkan bulan lalu.

Beberapa negara tujuan utama dengan peningkatan ekspor nonmigas tertinggi pada Maret 2023 antara lain Swiss melonjak 214,33%, Rusia naik 70,32%. Italia 58,89%, Belgia 40,80% dan Spanyol 40,06%.

Kenaikan ekspor nonmigas ke Swiss terutama didorong oleh naiknya perdagangan logam mulia, perhiasan/permata (HS 71) sebesar 226,84%, Instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis (HS 90) 15,78%.

Dan, minyak atsiri (HS33) 39,72% (MoM). Selain itu, pengiriman kendaraan dan bagiannya (HS 87) ke Swiss juga meningkat 74,14 persen.

Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, ekspor nonmigas Indonesia ke kawasan emerging market dan developing economies tumbuh signifikan.

Pada Maret 2023, pengiriman nonmigas ke kawasan Amerika Selatan maupun Asia Barat menguat. Masing-masing sebesar 66,59% dan 160,11%. Ekspor nonmigas ke kawasan Eropa Barat juga naik sebesar 50,05% (MoM).

“Selain itu, ekspor nonmigas Indonesia ke seluruh wilayah Asia, kecuali Asia Tengah, juga meningkat. Peningkatan terjadi di kawasan Asia Timur (9,99 persen), Asia Tenggara (2,9 persen). Asia Selatan (4,27 persen), dan Asia lainnya (13,73 persen) MoM,” terangnya.

Hal ini menurut Mendag, menunjukkan bahwa kawasan Asia masih menjadi pasar yang menjanjikan bagi perdagangan nonmigas Indonesia.

“Secara kumulatif, total ekspor selama periode Januari–Maret 2023 tercatat mencapai USD67,20 miliar, naik 1,60% dibanding periode yang sama tahun 2022,” terang Mendag.

Dikatakan Mendag, peningkatan tersebut ditopang oleh ekspor sektor nonmigas yang naik 0,55 persen menjadi USD63,19 miliar. Dan, ekspor sektor migas yang naik 21,56 persen menjadi sebesar USD4,01 miliar. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life