Nilai tukar rupiah turun 56,5 poin atau minus 0,36 persen. Per Senin (18/2), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di posisi Rp15.549. Mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak di zona merah.
Won (Korea Selatan) turun 0,33 persen, peso (Filipina) turun 0,27 persen, baht (Thailand) turun 0,26 persen, dan yuan (China) turun 0,1 persen.
Ringgit (Malaysia) turun 0,2 persen, yen (Jepang) turun 0,13 persen, dan dolar (Singapura) turun 0,07 persen.
Sementara, mayoritas mata uang negara maju justru menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,09 persen, Euro Eropa 0,24 persen, franc Swiss 0,22 persen, dan dolar Australia 0,3 persen. Adapun dolar Kanada melemah 0,01 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan rupiah tertekan setelah bank sentral AS (The Fed) disinyalir bersikap hawkish atau menaikkan suku bunga. Biasanya suku bunga dinaikkan untuk mengantisipasi inflasi.
Menaikkan Suku Bunga
Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Presiden The Fed New York, John Williams.
“Rupiah melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah pernyataan hawkish dari pejabat The Fed William,” kata Lukman dilansir dari CNN.
Lukman menyebut pernyataan Williams itu secara spesifik mengacu pada prospek tren suku bunga acuan The Fed ke depan.
Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen