Bank Indonesia menyebutkan nilai tukar rupiah masih stabil, di tengah terjadinya ketegagan konflik geopolitik di Timur Tengah selama pekan ini.
Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengatakan bank sentral terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Berdasarkan kondisi perekonomian global dan domestik terkini, berikut perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah yang dirangkum Bang Indonesia selama tanggal 8 hingga 12 Januari 2024
Pada akhir hari Kamis, 11 Januari 2024, Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.545 per dolar AS. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,70%.
Pada pagi hari Jumat, 12 Januari 2024, Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.550 per dolar AS. Yield SBN 10 tahun turun ke 6,62%.
Sementara itu untuk aliran modal asing selama Minggu II Januari 2024, premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 Januari 2024 sebesar 72,48 bps, turun dibandingkan per 4 Januari 2024 sebesar 74,98 bps.
Berdasarkan data transaksi 8 – 11 Januari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp1,61 triliun.
Angka ini terdiri dari jual neto Rp3,21 triliun di pasar SBN, beli neto Rp2,08 triliun di pasar saham, dan jual neto Rp0,48 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen hingga 11 Januari 2024, nonresiden beli neto Rp3,11 triliun di pasar SBN, beli neto Rp5,96 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp7,22 triliun di SRBI.
Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu