Home » November, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD2,41 Miliar

November, Neraca Perdagangan Indonesia Surplus USD2,41 Miliar

by Junita Ariani
2 minutes read
Ilustrasi ekspor. Foto: Kementerian Keuangan

ESENSI.TV - JAKARTA

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada bulan November 2023 mengalami surplus USD2,41 miliar.

Kinerja neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia masih terjaga di tengah peningkatan risiko global.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah akan terus mewaspadai risiko global yang masih eskalatif ini.

“Dengan mengoptimalkan peran APBN untuk menyerap gejolak yang terjadi sehingga meminimalisasi dampaknya ke ekonomi nasional,” ujarnya, Senin (18/12/2023) di Jakarta.

Ia mengungkapkan, kondisi surplus neraca perdagangan pada November 2023 menambah catatan surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi 43 bulan berturut-turut.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia selama Januari hingga November 2023 mengalami surplus USD33,63 miliar.

Di sisi lain, kata Febrio, ekspor Indonesia pada bulan November 2023 tercatat USD22,00 miliar. Menurun sebesar 0,67 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) dan terkontraksi 8,56 persen dibandingkan bulan November 2022 (yoy).

Sementara itu, secara kumulatif Januari hingga November, ekspor tercatat sebesar USD236,41 miliar. Meski demikian, jika dilihat secara volume, ekspor Indonesia pada bulan November masih tumbuh sebesar 6,5 persen (yoy) atau 7,2 persen (ytd) secara kumulatif.

Adapun impor Indonesia di bulan November 2023 tercatat sebesar USD19,59 miliar. Nnaik 4,89 persen dibandingkan bulan lalu (mtm) atau 3,29 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga  Satu Lagi Jemaah Haji Indonesia yang Hilang Ditemukan Tak Bernyawa, Terpisah Sejak 27 Juni

Didorong Barang Modal

Menurut Febrio, peningkatan impor didorong oleh impor barang modal dan konsumsi yang tumbuh masing-masing sebesar 13,66 persen (yoy) dan 19,82 persen (yoy).

Sumbangan terhadap impor barang konsumsi terbesar berasal dari produk makanan dan minuman untuk rumah tangga yaitu sebesar 31,38 persen.

Disusul produk barang konsumsi setengah tahan lama sebesar 17,24 persen. Sementara, impor bahan baku atau penolong terkontraksi sebesar 1,05 persen (yoy).

“Secara kumulatif, impor Indonesia pada periode Januari sampai dengan November 2023 mencapai USD202,78 miliar,” kata Febrio.

Ia menyebut, perlambatan permintaan global yang mempengaruhi aktivitas perdagangan tidak hanya terjadi di Indonesia. Namun juga dihadapi oleh negara mitra dagang Indonesia, seperti Tiongkok dan Amerika Serikat.

Yang mencatatkan kontraksi pada aktivitas ekspor dan impornya. Pada level regional, kontraksi ekspor dan impor juga terjadi di Malaysia dan Singapura.

Ia berharap beberaa kebijakan pemerintah seperti keberlanjutan hilirisasi SDA (sumber daya alam) mampu tetap menjaga kinerja positif ekspor Indonesia. Terutama di tengah aktivitas global yang masih menantang.

Begitu juga dengan peningkatan daya saing produk ekspor nasional, dan diversifikasi negara mitra dagang utama diharapkan menjaga kinerja positifnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life