Pakistan alami krisis pendidikan usai melonjaknya jumlah anak yang putus sekolah, dari 22,02 juta menjadi 26,21 juta. Angka ini dilaporkan oleh The News International dari Pakistan Institute of Education (PIE).
Tercatat 39 persen anak-anak dalam kelompok usia bersekolah saat ini tidak bersekolah. Sebanyak 44 persen tingkat menengah atas, 30 persen menengah pertama, dan 36 persen pada menengah dasar, pelajar putus sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh ADB Digital Education Readiness Framework, Pakistan dinilai sebagai negara yang paling tidak siap dalam hal penyediaan pendidikan digital. Pakistan juga memiliki banyak kendala dalam hal pendidikan.
Selain fasilitas digital, fasilitas dasar yang menunjang proses belajar mengajar juga tergolong masih rendah dibandingkan negara lain.
Fasilitas digital, pelatihan guru dan SDM dalam bidang TIK, Pakistan dinilai masih sangat rendah.
Penyebab Menurunnya Jumlah Pelajar Pakistan
Hal ini menghambat akses siswa terhadap pendidikan yang berkualitas. Di daerah pedesaan, banyak sekolah yang tidak memiliki bangunan yang layak, listrik, dan air minum yang bersih.
Ketiadaan fasilitas dasar ini menyulitkan anak-anak, terutama anak perempuan, untuk bersekolah secara teratur. Selain itu, perjalanan yang jauh ke sekolah membuat orang tua enggan menyekolahkan anak mereka.
Faktor kesenjangan fasilitas di perkotaan dan di desa juga menjadi alasan berkurangnya pelajar di Pakistan. Melansir dari Redmarker.system, budaya patriarki, nikah muda, tidak setara gender yang masih melekat juga mempengaruhi pelajar mendapatkan kesempatan belajar yang sama. Sistem pendidikan yang masih berfokus pada hafalan juga menjadi sorotan dunia pada sistem pendidikan Pakistan yang belum maju.
Editor: Dimas Adi Putra/Addinda Zen