Home » Pemerintah Diminta Tindak Tegas Praktik Joki Calon Guru Besar

Pemerintah Diminta Tindak Tegas Praktik Joki Calon Guru Besar

by Ale Luna
1 minutes read
Paripurna DPR Setujui Perpanjangan Waktu Pembahasan RUU ASN/Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah diminta menindak tegas praktik perjokian akademik di Indonesia. Hal itu diungkapkan Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes.

Bagi Fahmy, peristiwa ini membuka tabir ironi dunia akademik yang melibatkan pejabat struktural kampus, dosen, hingga mahasiswa.

“Saat ini Panja Pendidikan Tinggi Komisi X DPR RI sedang menyiapkan laporan kerjanya dan menemukan banyak Pekerjaan Rumah (PR) dalam peningkatan mutu perguruan tinggi kita. Secara umum mutu pendidikan tinggi kita masih jauh dari harapan,” ungkap Fahmy dalam keterangan resminya, Minggu (12/2).

Hal ini disampaikannya setelah adanya laporan dari salah satu harian nasional tentang perjokian tersebut. Untuk itulah, pemerintah diminta mengambil tindakan tegas.

Lebih lanjut, Politisi Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) itu mengatakan penodaan integritas akademik yang dilakukan oknum calon guru besar dimungkinkan memperoleh bantuan dari pihak kampus. Dimana, hal ini akan menambah kompleksitas permasalahan pendidikan tinggi nasional.

“Moralitas akademik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh para guru besar, justru dilanggar begitu saja tanpa tahu malu oleh para oknum,” ujar dia.

Baca Juga  Anggota Komisi X DPR Prihatin Kasus Perjokian Guru Besar

Lebih lanjut, Fahmy mengingatkan Kemendikbud Ristek untuk menindaklanjuti laporan investigasi media nasional ini secara komprehensif dan cepat.

“Harus ada sanksi dan hukuman yang sepadan kepada yang terbukti melakukan tindakan tercela agar tidak lagi diulangi dan ditiru oleh yang lain,” katanya.

Diketahui, jumlah Perguruan Tinggi Negeri yang terakreditasi A hanya 34 persen, selebihnya terakreditasi biasa-biasa saja yaitu kategori B atau C, bahkan beberapa perguruan tinggi ada belum terakreditasi.

Di sisi lain, sebagian besar akreditasi Perguruan Tinggi Swasta lebih parah. Sebagian kecil sebesar 2 persen hanya terakreditasi A, selebihnya yang terakreditasi B sebesar 23 persen, akreditasi C sebesar 36 persen, dan yang belum terakreditasi  sebesar 40 persen.

“Tahun 2023 ini, rangking perguruan tinggi kita berdasarkan QS World University Ranking, hanya empat perguruan tinggi yang berada pada rangking 100-an, satu perguruan tinggi ada di rangking 400-an, dan sisanya rangking ke-700an sampai seribuan,” kata Fahmy.*

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life