Home » Pemprov Kalbar Gelar Eksibisi Permainan Tradisional Meriam Karbit

Pemprov Kalbar Gelar Eksibisi Permainan Tradisional Meriam Karbit

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Atraksi meriam karbit di Kota Pontianak, Kalimantan Barat sebagai simbol dimulainya Eksibisi Permainan Tradisional Meriam Karbit, Selasa (9/4/2024) malam. Foto: Info Publik

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) menggelar Eksibisi Permainan Tradisional Meriam Karbit. Kegiatan ini dibuka bersamaan dengan malam takbiran Idulfitri 2024, Selasa (9/4/2024) malam.

Pj Wali Kota Pontianak Ani Sofian menerangkan permainan meriam karbit itu rutin digelar dalam rangka memeriahkan Hari Raya Idulfitri di Kota Pontianak.

Pada malam ini, terdapat 41 titik lokasi permainan meriam karbit dengan jumlah masing-masing antara lima hingga enam meriam karbit di sepanjang Sungai Kapuas, baik yang berada di wilayah Pontianak Timur maupun di Pontianak Selatan dan Tenggara.

“Harapan saya permainan ini menjadi event pariwisata Kota Pontianak dan menjadi agenda tetap kalender pariwisata untuk menarik wisatawan”.

“Mudah-mudahan memberikan multiplier effect bagi masyarakat Kota Pontianak,” ujarnya, seperti dilansir dari Info Publik, Kamis (10/4/2024).

Permainan meriam karbit adalah permainan tradisional masyarakat Kota Pontianak.

Warisan Budaya

Permainan ini sudah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016 sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Kota Pontianak sehingga perlu terus dilestarikan.

“Tradisi permainan rakyat ini perlu terus dilestarikan sebagai kekayaan budaya yang dimiliki Kota Pontianak,” ungkapnya.

Menurut Ani Sofian, meriam Pontianak sangat berbeda dengan meriam di daerah lain. Meriam Pontianak terbuat dari kayu dengan ukuran 4 hingga 7 meter, dengan diameter 40 hingga 100 centimeter.

“Bunyi dentuman yang dihasilkan cukup dahsyat terdengar hingga mencapai radius 2 hingga 10 kilometer,” ucapnya.

Permainan tradisional meriam karbit itu tidak terlepas dari nilai historis berdirinya Kota Pontianak sejak dahulu kala.

Baca Juga  Harga BBM Terbaru Provinsi Lampung

Pada zaman dahulu, meriam itu digunakan oleh Sultan Syarif Abdurrahman untuk membangun Kota Pontianak.

Di mana menurut legenda meriam digunakan Sultan untuk mengusir hantu kuntilanak yang sering mengganggu pembangunan Masjid Jami’ dan Istana Kadriyah.

Selain itu, meriam juga digunakan sebagai pertanda masuk waktu salat, sahur dan berbuka puasa di bulan Ramadan.

“Saat ini meriam sudah digunakan untuk berbagai momen khusus selain untuk menyambut malam lebaran setiap tahunnya,” sebut Ani.

Pj Gubernur Kalbar Harisson menuturkan, Eksebisi Meriam Karbit 2024 ini merupakan sebuah momen istimewa, eksibisi ini bukan hanya tentang menampilkan keunikan meriam karbit, tetapi juga melestarikan budaya dan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun.

“Meriam karbit merupakan salah satu bentuk seni tradisional yang unik dan kreatif serta sangat dinantikan masyarakat Pontianak hingga luar Kalbar,” imbuhnya.

Dibalik suara dentumannya, sambung Harisson, meriam karbit juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Ia berharap eksebisi ini dapat menjadi sarana silaturahmi bagi seluruh masyarakat, utamanya di malam takbiran yang penuh suka cita.

“Saya ingin mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama melestarikan seni meriam karbit, mari kita jadikan seni ini sebagai salah satu aset budaya yang berharga bagi Kalimantan Barat,” tutupnya. (prokopim/kominfo/Jemi Ibrahim)

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life