Home » Perang Bubat: Konflik Antara Majapahit dan Pajajaran

Perang Bubat: Konflik Antara Majapahit dan Pajajaran

by Achmat
2 minutes read
Perang bubat

ESENSI.TV - Jakarta

Perang Bubat merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang mencatat konflik hebat antara Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke-14. Perang ini, yang terjadi pada tahun 1357 Masehi, menandai sebuah tragedi besar yang membawa dampak mendalam dalam sejarah Nusantara. Artikel ini akan mengulas latar belakang, kronologi, dan konsekuensi Perang Bubat.

Latar Belakang Perang Bubat

Pada awal abad ke-14, hubungan antara Majapahit dan Pajajaran semakin tegang. Majapahit, yang dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk, ingin memperluas pengaruhnya, sementara Pajajaran, yang dipimpin oleh Raja Lingga Buana, cenderung mempertahankan kemerdekaan dan otonomi wilayahnya. Ketegangan ini mencapai puncaknya ketika Majapahit meminta putri Pajajaran, Dyah Pitaloka, sebagai istri untuk Hayam Wuruk.

Raja Lingga Buana menolak tuntutan tersebut, menyatakan bahwa Pitaloka telah berjanji untuk hidup sebagai pendeta. Raja Hayam Wuruk bersikeras dan memutuskan untuk menyerang Pajajaran. Pajajaran, di bawah kepemimpinan Patih Gajah Mada, bersiap untuk melawan invasi Majapahit.

Pertempuran terjadi di wilayah Bubat, dekat ibu kota Pajajaran. Meskipun pasukan Pajajaran melakukan perlawanan sengit, Majapahit memiliki kekuatan yang lebih besar. Pertempuran tersebut berlangsung dengan kejam, dan pasukan Pajajaran akhirnya mengalami kekalahan yang telak.

Seiring berjalannya pertempuran, Dyah Pitaloka menyadari bahwa pertempuran itu tidak dapat dihindari. Baginya, hidup sebagai istri Hayam Wuruk atau pendeta akan membawa kesedihan bagi dirinya sendiri dan kedua kerajaan. Dengan penuh keberanian, Dyah Pitaloka memilih bunuh diri, menambah tragedi dalam perang tersebut.

Baca Juga  Taman Laut Bunaken Keindahan Laut Sulawesi

Konsekuensi dan Akhir Perang Bubat

Setelah pertempuran dan kematian Dyah Pitaloka, Pajajaran merasakan kekalahan yang parah. Raja Lingga Buana tewas dalam pertempuran, dan Majapahit mengambil alih kendali atas Pajajaran. Meskipun berhasil merebut kekuasaan, Majapahit tidak dapat melupakan tragedi dan korban yang terjadi selama Perang Bubat.

Perang Bubat memiliki dampak mendalam dalam sejarah dan budaya Nusantara. Tragedi ini menciptakan luka emosional yang bertahan lama dalam ingatan masyarakat. Kematian Dyah Pitaloka dan pertempuran sengit mengilhami banyak legenda dan sastra tradisional Jawa, mengukuhkan Perang Bubat sebagai salah satu kisah epik dalam warisan budaya Indonesia.

Perang Bubat tidak hanya menciptakan luka yang mendalam dalam sejarah Nusantara, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang konsekuensi tuntutan yang tidak rasional dan pentingnya dialog damai. Peristiwa ini terus menjadi bagian integral dari warisan sejarah Indonesia, mengingatkan kita akan kompleksitas hubungan antar-kerajaan pada masa lalu serta betapa maharnya perdamaian dan kesepakatan dalam membangun masyarakat yang harmonis.

#beritaviral
#beritaterkini

Editor : Agita Maheswari

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life