Home » Perayaaan Tahun Baru Imlek Ditutup Manis dengan Cap Go Meh, Ini Sejarahnya

Perayaaan Tahun Baru Imlek Ditutup Manis dengan Cap Go Meh, Ini Sejarahnya

by Lala Lala
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Tahun Baru Imlek akan dirayakan pada Minggu (22/1/2023). Nantinya akan banyak perayaan seperti semarak lampion, makan bersama keluarga, bersembahyang di kelenteng, memberikan angpao dan mencicip kue keranjang serta kue khas Imlek lainnya. Salah satu hal yang ditunggu yakni perayaan Cap Go Meh.

Lalu, apa yang membedakannya dengan Imlek? Ternyata Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.

Menurut beberapa sumber, istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien ‘Chap Goh Meh’ yang berarti malam kelima belas. Isitilah ini umum digunakan oleh Tionghoa Indonesia dan Malaysia.  Di Tiongkok, nama yang umum adalah festival lampion.

Perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-7 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok. Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa.

Baca Juga  Pemburu Cuan, Ini Bisnis yang Menguntungkan di Tahun Kelinci Air

Cap Go Meh sendiri sering disebut dengan istilah Festival Lampion. Mengapa? karena pada abad ke-17 pada masa Dinasti Han setiap malam tanggal ke-15 bulan pertama, keluarga istana dan seluruh warga mengadakan perayaan.

Salah satu perayaannya yakni memasang lentera atau lampion yang berwarna-warni. Bahkan hampir di seluruh tempat di wilayah kekaisaran di China kala itu merayakan Cap Go Meh.

Tak hanya keluarga istana, kala itu, para petani juga memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan. Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.

Cap Go Meh dilakukan dengan mengadakan parade dan arak-arakan di sepanjang jalan. Pada malam harinya, perayaaan dilanjutkan dengan mengadakan festival lampion. Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa.  Barongsai juga diyakini sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.

 

Editor: Darma Lubis

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life