Home » Tersebar di Beberapa Wilayah di Indonesia, Ternyata Ini Sejarah Pecinan

Tersebar di Beberapa Wilayah di Indonesia, Ternyata Ini Sejarah Pecinan

by Lala Lala
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Tahun Baru Imlek sudah di depan mata. Setiap etnis Tionghoa sepertinya sudah tak sabar merayakan Imlek bersama keluarga mereka. Salah satu hal yang menjadi perhatian ada keriuhan dan semarak yang ada di Pecinan.

Bisa dibilang, di Pecinan ini berbagai kegiatan Imlek dilakukan. Kemeriahan Imlek juga sudah bisa dirasakan dengan hadirnya banyak lampion merah yang dipasang di Pecinan. Selain itu, tak lupa warga juga akan sembahyang di kelenteng, merayakan  acara Cap Go Meh, hingga menikmati pertunjukan barongsai.

Lalu, apakah pecinan itu? Pecinan atau Kampung Cina atau di luar negeri disebut Chinatown merujuk kepada sebuah wilayah kota di luar daerah Tiongkok yang mayoritas penghuninya adalah etnis Tionghoa.

Pecinan banyak terdapat di kota-kota besar di berbagai negara di mana orang Tionghoa merantau dan kemudian menetap seperti di Amerika Serikat (AS)  Inggris dan negara-negara di Asia Tenggara.

Di Indonesia, pecinan jmenjadi permukiman masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia yang telah ada jauh sebelum bangsa Eropa datang. Pecinan ini terkonsentrasi di bandar-bandar perdagangan sepanjang pesisir pantai utara Pulau Jawa.

Baca Juga  Lampion Merah Ikut Semarakkan Imlek, Ini Sejarahnya

Pecinan di Indonesia sendiri kini tersebar di berbagai wilayah. Beberapa yang terkenal di antaranya seperti daerah Glodok, Singkawang, Kauman, Kampung Sudiroprajan, Kya-kya, Kesawan Square, Pecinan Bandung, Bukit Nagoya, dan Pecinan Magelang.

Menurut beberapa sumber asal mula Pecinan  pada dasarnya terbentuk karena 2 faktor yaitu faktor politik dan faktor sosial. Faktor politik berupa peraturan pemerintah lokal yang mengharuskan masyarakat Tionghoa dikonsentrasikan di wilayah-wilayah tertentu supaya lebih mudah diatur (Wijkenstelsel). Ini lumrah dijumpai di Indonesia pada zaman Hindia Belanda karena pemerintah kolonial melakukan segregasi berdasarkan latar belakang rasial. Pada waktu-waktu tertentu, malah diperlukan izin masuk atau keluar dari pecinan (Passenstelsel) semisal di pecinan Batavia.

Faktor sosial berupa keinginan sendiri masyarakat Tionghoa untuk hidup berkelompok karena adanya perasaan aman dan dapat saling bantu-membantu. Ini sering dikaitkan dengan sifat ekslusif orang Tionghoa, namun sebenarnya sifat ekslusif ada pada etnis dan bangsa apapun. Misalnya kampung Madras/India di Medan, kampung Arab di Fujian, China, atau pemukiman Yahudi di Shanghai, China.

 

Editor: Darma Lubis

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life