Home Ā» Prabowo-Gibran Paparkan 8 Tantangan Strategis yang akan Dihadapi Indonesia

Prabowo-Gibran Paparkan 8 Tantangan Strategis yang akan Dihadapi Indonesia

by Junita Ariani
2 minutes read
Pasangan Capres-Cawapres, Prabowo-Gibran memasukan delapan tantangan strategis dalam visi, misi dan program pembangunan INdonesia 2024-2029.

ESENSI.TV - JAKARTA

Dalam menyusun visi, misi, dan program periode 2024-2029, Prabowo dan Gibran mempertimbangkan delapan (8) tantangan strategis yang dihadapi Bangsa Indonesia.

Ketua Umum Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Perkasa Roeslani, mengatakan, Capres dan Cawapres Prabowo-Gibran merangkumnya ke dalam 8 tantangan strategis yang dihadapi bangsa Indonesia 5 tahun ke depan.

Pertama, kata Rosan, perubahan iklim. September 2023 adalah waktu terpanas dalam catatan sejarah bumi. Perubahan iklim bisa menyebabkan kekeringan dan hujan ekstrem yang menurunkan produksi pangan.

Selain itu meningkatkan kerawanan pangan, meningkatkan harga pangan, serta mengancam keselamatan jiwa.

Kedua, konflik bersenjata di Ukraina dan Palestina. Konflik ini kata dia, bisa meningkatkan harga pangan dan harga energi karena mengganggu kelancaran rantai pasok global.

“Dan, itu sudah terjadi saat ini. Harga pangan strategis seperti beras naik tajam,” kata Rosan dalam keterangannya, Rabu (15/11/2023), di Jakarta.

Tantangan ketiga, kata Rosan, potensi konflik bersenjata di Laut Natuna Utara. Rivalitas antara dua negara adikuasa atas Taiwan bisa mengancam kelancaran rantai pasok pangan, energi, dan perdagangan yang melewati Arus Lintas Laut Indonesia dan Laut Natuna Utara.

Keempat, pelemahan ekonomi global. Pelemahan ekonomi dan kemungkinan resesi negara-negara maju menekan laju permintaan produk ekspor Indonesia.

Selain itu, meningkatkan suku bunga acuan, sehingga memberikan tekanan pada Rupiah.

Kelima, disrupsi kecerdasan buatan. Mengapa ini masuk dalam program visi misi Prabowo-Gibran?

Baca Juga  Prabowo Subianto Kunjungi Korban Bencana Erupsi Gunung Marapi di Sumbar

“Karena cepatnya kemajuan kecerdasan buatan dapat mengubah kebutuhan talenta di hampir semua industri. Dan, memaksa peningkatan kemampuan tenaga kerja secara cepat,” jelas Rosan.

Tantangan Semakin Berat

Keenam, lanjut Rosan, munculnya ancaman pandemi baru. Hal ini disebabkan meningkatnya suhu bumi sehingga membuka kemungkinan aktifnya kembali virus-virus dari masa lalu.Ā Sehingga dapat menyebabkan merebaknya pandemi baru tidak hanya untuk manusia, tetapi juga hewan, dan tumbuhan.

Tantangan selanjutnya kata Rosan, terbatasnya waktu bonus demografi. Di mana Indonesia diprediksi hanya punya 13 tahun untuk keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Atau berisiko jadi negara yang tua sebelum kaya.

Dan, tantangan terakhir atau kedelapan adalah meningkatnya populasi. Dibutuhkan tambahan 56% produksi pangan untuk memenuhi kebutuhan 10 miliar populasi dunia di 2050.

Dengan kebutuhan luas lahan tambahan setara dua kali dari luas negara India.

“Pemenuhan pangan untuk semua akan sangat menantang,” ujarnya.

Itulah mengapa pasangan capres dan cawapres Prabowo-Gibran, kata Rosan, memasukan delapan tantangan strategis ini dalam visi, misi dan program periode 2024-2029 mereka.

“Presiden Joko Widodo juga sudah menyampaikan tantangan yang akan dihadapi bangsa ini ke depan. Bukan semakin ringan, tetapi semakin berat. Dunia sedang tidak baik-baik saja. Ada perang, perubahan iklim, krisis pangan,” tutup Rosan.*

Penulis: Carolin Amelia
Email: junitaariani@esensi.tv
Editor: Junita Ariani/Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu/Ria Yusnita

You may also like

Copyright Ā© 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life