Perspektif

Problem Posing Politic: Melampaui Politik Pasar, Meletakkan Basis Bagi Komunikasi Politik

Kampanye Predatoris

Hasrat yang menggebu–gebu akan kekuasaan, tak jarang menggerakkan partai politik untuk menghalalkan segala cara dalam memenangi kontestasi. Kontestasi elektoral dimaknai sebatas urusan menang–kalah, bukan benar–salah. Akibatnya, etika politik dipinggirkan. Pemaknaan kontestasi semacam ini identik dengan logika pasar yang hanya memikirkan profit, sekalipun diperoleh dengan cara yang licik. Dalam konteks komunikasi politik, logika pasar yang berorientasi pada keuntungan semata termanifestasi dalam metode kampanye predatoris.

Kampanye predatoris adalah kampanye yang “memangsa” orang lain secara semena–mena, menghalalkan segala cara untuk mendapatkan suara, dan yakin dengan doktrin siapa yang kuat dialah yang menang tanpa terlalu mengindahkan aturan dan keadaban. Ada empat modus utama kampanye predatoris yang sering ditemukan di lapangan. Pertama, kampanye yang mengeksploitasi isu berdaya ledak tinggi seperti isu suku, agama, ras dan antargolongan. Kedua, kampanye dengan cara melakukan pembunuhan karakter lawan lewat fitnah, hoaks, rumor, dan gosip yang tanpa bukti. Ketiga, intimidasi politik kartel. Keempat, kampanye yang disponsori penunggang bebas kekuasaan, seperti pengusaha. Kampanye predatoris ini tentu saja mencelakakan publik. Salah satu contohnya adalah polarisasi di akar rumput pada waktu pemilihan presiden 2019 lalu.

Problem Posing Politic: Melampaui Politik Pasar, Meletakkan Basis Bagi Komunikasi Politik

Problem posing politic atau politik hadap masalah adalah konsep sekaligus praksis politik yang berpijak dan berkiblat pada realitas. Pembicaraan dan aktivitas politik relevan dan kontekstual dengan situasi konkret masyarakat. Politik bukan hanya berbicara kepentingan para elit, tetapi yang paling utama adalah kemashalatan bersama warga negara. Di sini, problem posing politic hadir sebagai konsep dan praksis politik yang melampaui politik pasar. Politik pasar lebih didominasi oleh muatan–muatan sensasi yang diarahkan untuk kepentingan elit politik semata, tapi dalam problem posing politic. Kehidupan kolektif mendapat perhatian utama. Problem posing politic tidak hanya memikirkan cara untuk duduk di bangku kekuasaan, tapi jauh lebih penting dari itu, yakni keberlanjutan hidup bangsa dan negara serta membangun peradaban. Kontestasi elektoral diarahkan untuk menemukan figur dan merumuskan gagasan yang tepat guna menyelesaikan persoalan–persoalan nyata dalam kehidupan bersama.

Page: 1 2 3 4 5

Administrator Esensi

Recent Posts

Potensi Hujan Lebat Landa Tujuh Provinsi pada 17-23 Mei, BMKG Ungkap Penyebabnya

BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang berlaku pada periode 17 -…

16 hours ago

Sebenarnya Kenapa Orang Suka Menunda?

Menunda-nunda pekerjaan atau procrastination adalah masalah umum yang dapat menghambat produktivitas dan menyebabkan stres. Ada…

16 hours ago

Dunia Jurnalistik Kehilangan Tokoh Pers dan Perfilman Nasional

Dunia jurnalistik Indonesia kehilangan salah seorang tokoh terbaik di bidang pers dan perfilman nasional, Prof.…

1 day ago

Depresi Berat? Ini Cara Mengatasinya!

Depresi berat telah menjadi masalah dari banyak orang di dunia. Menurut Healthline.com, sebanyak 5% orang…

1 day ago

PDIP Ajukan Tiga Bupati sebagai Cawagub Khofifah di Pilgub Jawa Timur

PDI Perjuangan (PDIP) menyodorkan tiga nama kader terbaiknya untuk menjadi Cawagub Jatim mendampingi Khofifah Indar…

1 day ago

Perang Dunia ke 2, Dampaknya Bagaimana?

Perang Dunia Kedua memiliki dampak yang mendalam dan luas pada berbagai aspek kehidupan di seluruh…

1 day ago