Perspektif

Problem Posing Politic: Melampaui Politik Pasar, Meletakkan Basis Bagi Komunikasi Politik

Model Politik Berpijak Pada Realitas

Dalam menyongsong kontestasi elektoral 2024, hemat saya, partai politik mesti memproposalkan model problem posing politic. Model politik yang berpijak dan berkiblat pada realitas ini mendorong partai politik untuk “bermata lebar dan bertelinga panjang” guna melihat ragam persoalan dan tantangan dalam kehidupan publik sekaligus mendengar keluhan-keluhan yang terucap dari mulut rakyat. Hasil pembacaan dan penginderaan terhadap realitas ini, kemudian menjadi bahan diskursus internal partai politik maupun koalisi. Jadi, diskursus internal partai politik maupun dalam koalisi berpusat pada masalah dan tantangan nyata yang dialami bersama.

Diskursus tidak berada di dunia yang lain sama sekali dengan kehidupan publik. Dalam diskursus ini, partai politik dipanggil untuk menelaah secara mendalam dan komprehensif pelbagai persoalan dan tantangan yang ada. Di sini, gagasan diundang untuk diperdebatkan guna menemukan formula yang tepat dalam membereskan ragam persoalan dan tantangan tersebut. Result dari diskursus inilah yang kemudian dikomunikasikan kepada publik, yang menjadi pesan dalam komunikasi politik dari setiap partai. Dalam koridor ini, problem posing politic menjadi basis bagi komunikasi politik partai.

Komunikasi Politik yang Menghadirkan Gagasan Cemerlang

Partai politik menghadirkan dirinya kepada publik lewat program dan kebijakan yang berkualitas sebagai hasil dari diskursus atas persoalan dan tantangan nyata dalam kehidupan kolektif warga negara. Komunikasi politik menghadirkan kepada publik gagasan–gagasan cemerlang dan transformatif serta program dan kebijakan yang rasional dan tepat sasar. Bukan jargon dan janji-janji bombastis yang seringkali sulit terealisasi. Komunikasi yang berbasis kerja nyata mengurai masalah di masyarakat, jika dikelola dengan baik akan menguatkan pelibatan publik,    internal maupun eksternal terhadap partai politik.

Di samping itu, model problem posing politic ini juga bisa menjadi basis pertimbangan bagi partai politik atau koalisi. Pertimbangan dalam menentukan kandidat–kandidat yang akan diusung dalam kontestasi elektoral. Kandidat–kandidat tidak hanya ditentukan berdasarkan elektabilitas dan popularitas yang semu dan rekayatif, tetapi yang paling utama adalah kapasitas dan kualitas kandidat dalam memimpin. Penting juga kemampuannya dalam menerjemahkan dan mengerjakan program serta kebijakan yang disusun oleh partai untuk menjawab masalah dan tantangan nyata  dalam kehidupan bangsa dan negara. Dengan model politik seperti ini, kita telah mendorong demokrasi kita dari tataran prosedural ke ranah substantif.

 

Editor: Addinda Zen

Page: 1 2 3 4 5

Administrator Esensi

Recent Posts

Ini Empat Kader yang Diusulkan Gerindra di Pilgub DKI Jakarta 2024

PARTAI Gerindra DKI Jakarta mengusulkan empat kader ke DPP Gerindra untuk diusung di Pilgub DKI…

1 day ago

Wamenkominfo Duga Ada Salah Tafsir soal Larangan Jurnalisme Investigasi

RANCANGAN Undang-undang (RUU) Penyiaran sedang menjadi sorotan publik. Salah satunya berkaitan dengan larangan penayangan eksklusif…

1 day ago

Ini Tahapan Siaga Gunung Berapi

Peringatan gunung berapi umumnya dibagi menjadi beberapa tahap siaga untuk mengkomunikasikan tingkat ancaman dan tindakan…

1 day ago

Indonesia Usulkan 3 Fokus Utama, Tingkatkan Peran Perempuan di Bidang STEM

Indonesia mengusulkan 3 fokus utama dalam meningkatkan peran perempuan dan anak perempuan di bidang STEM.…

1 day ago

Lima hal tentang KRIS dan BPJS

Sehubungan dengan berbagai berita hari-hari ini tentang KRIS (Kelas Rawat Inap Standar), maka disampaikan lima…

1 day ago

Lahar Dingin Dampaknya Apa Aja?

Salah satu yang menjadi dampak letusan gunung berapi adalah lahar dingin. Lahar dingin, juga dikenal…

1 day ago