Home » Sampah Plastik Mengkhawatirkan, Yuk Daur Ulang!

Sampah Plastik Mengkhawatirkan, Yuk Daur Ulang!

by Addinda Zen
2 minutes read
Sampah Plastik Daur Ulang

ESENSI.TV - JAKARTA

Ada lebih dari 400 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahunnya di seluruh dunia. Setengah dari jumlah tersebut merupakan plastik sekali pakai. Tidak lebih dari 10 persen sampah plastik didaur ulang. Kurang lebih 19-23 juta ton menyampah di danau, sungai, dan laut. Indonesia sendiri, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, jumlah sampah yang dihasilkan mencapai 19,45 juta ton. 18,55% di antaranya adalah sampah plastik.

Sampah plastik yang sekali pakai membahayakan kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati. Selain itu, ekosistem gunung hingga laut dapat mengalami pencemaran. Perlu aksi transformatif untuk mengatasi krisis ini.

Daur Ulang Sampah Plastik oleh Rebricks

Ovy Sabrina dan Novita Tan, dua wanita asal Indonesia ini mendirikan ‘Rebricks‘. Keduanya mengolah sampah plastik tertolak menjadi bahan bangunan, konblok. ‘Rebricks’ mencacah plastik, lalu mencampurnya ke dalam formula.

Ovy dan Novita peduli terhadap masa depan lingkungan bila sampah plastik yang tidak bisa diolah terus menumpuk. Keduanya ingin berkontribusi dalam pengolahan sampah plastik tertolak menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Berlatarbelakang keluarga pemilik pabrik paving block konvensional, Ovy awalnya membantu ayahnya bekerja di pabrik bahan bangunan tersebut. Sementara Novita, bergabung dalam organisasi kemanusiaan. Novita pernah membangun Sekolah Harmoni Hijau yang bertujuan menyebarkan kecintaan alam di sekolah.

Peminatan keduanya, kemudian digabungkan. Ovy mengurus terkait hal-hal teknis dan Novita membantu permasalahan pengembangan masyarakat atau sosial. Percobaan pembuatan konblok dari sampah plastik dimulai sejak 2018.

Satu tahun mencari komposisi yang pas untuk pembuatan konblok, November 2019, ‘Rebricks’ akhirnya hadir.

‘Rebricks’ telah melalui hasil uji tekan di Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Kementerin Perindustrian. ‘Rebricks’ mendapat hasil sebagai mutu B. Konblok ini teruji bisa menahan beban 250 kg per cm. Ini memenuhi standar konblok yang digunakan di lahan parkir, trotoar, dan juga taman.

Baca Juga  Tantangan 7 Hari untuk Menjadi Orang Bersih: Yuk, Coba!

Setiap paving block memiliki 20 persen sampah. Ada sekitar 880 lembar sampah plastik per meter persegi konblok. Bagian atas konblok yang langsung bersentuhan dengan udara panas dan air hujan dibuat tanpa plastik. Ini mencegah mikro plastik terkikis dan menyebabkan pencemaran alam.

Sampah plastik yang digunakan yaitu berupa sampah kemasan sachet. Sampah jenis ini tidak diminati pemulung dan bank sampah karena tidak punya nilai ekonomis. Lalu, hanya berakhir di insinerator, TPA, dan mencemari lingkungan.

Keduanya mendapat bahan baku dari orang-orang yang sukarela mengirim sampah ke beberapa titik drop point, di Tangerang, Jakarta Pusat, Bandung, dan BSD.

‘Rebricks’ pernah memenangkan ajang Circular Innovation Jam 2020 dari 430 peserta berbagai negara. Selain itu, pernah menjadi pemenang dalam kategori Technology Innovation Award.

Sampah Plastik Jadi Konblok di Yogyakarta

Tidak hanya ‘Rebricks’, pengolahan sampah plastik menjadi bahan bangunan konblok juga dilakukan oleh Komunitas Bijak Sampah di Bantul, Yogyakarta. Hasil konblok yang menggunakan sampah plastik tanpa pembakaran ini diminati untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Komunitas ini melakukan riset sejak 2016. Kemudian, pada 2019, mereka mengajukan hak paten ke Ditjen HAKI.

Konblok ini memiliki 70 persen pasir dan 30 persen plastik. Hasil konblok ini diklaim lebih tahan lama daripada konblok semen. Konblok sudah pernah diuju coba Balibang Kementerian PUPR, serta pernah menjuarai Pertamina Foundation tahun 2021.

Sampah plastik berkontribi terhadap perubahan iklim. Ini masih menjadi kekhawatiran besar bagi dunia. Daur ulang sampah plastik dapat menjadi langkah kecil yang berarti.

 

Editor: Dimas Adi Putra

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life