Home » Sebanyak 1,6 Juta Orang Berhasil Keluar dari Garis Kemiskinan

Sebanyak 1,6 Juta Orang Berhasil Keluar dari Garis Kemiskinan

by Junita Ariani
2 minutes read
Tingkat kemiskinan menurun

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 25,90 juta orang, turun 0,46 juta orang dari September 2022.

Secara akumulatif, sejak Maret 2021 hingga Maret 2023 tercatat 1,6 juta orang yang berhasil keluar dari garis kemiskinan. Secara spasial, tingkat kemiskinan per Maret 2023 menurun baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Demikian disampaikan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Febrio Kacaribu, Selasa (18/7/2023), di Jakarta.

Febrio mengatakan, tingkat kemiskinan menurun menjadi 9,36 persen per Maret 2023 dari sebelumnya 9,57 persen pada September 2022.

“Tren penurunan garis kemiskinan ini menunjukkan bahwa resiliensi perekonomian nasional terus terjaga,” jelasnya.

Menurutnya, angka penurunan ini lebih rendah dibanding angka prapandemi per Maret 2019 sebesar 9,41 persen. Meskipun masih sedikit di atas titik terendah prapandemi per September 2019 sebesar 9,22 persen.

“Penurunan angka kemiskinan pada Maret 2023 ini sejalan dengan terus menguatnya aktivitas ekonomi. Diikuti  menurunnya angka pengangguran, serta inflasi yang semakin terkendali,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Febrio, penyaluran bansos triwulan I-2023 juga efektif dengan realisasi Program Keluarga Harapan (PKH) mencapai 89,3 persen. Sementara Kartu Sembako mencapai 86,5 persen.

Pada Maret 2023, kata dia, pemerintah juga menggulirkan tambahan bantuan pangan beras. Bantuan tersebut dalam rangka menjaga akses pangan rumah tangga miskin dan rentan serta menjaga stabilitas harga pangan.

Baca Juga  Presiden Jokowi Lantik Sulaiman Sebagai Dubes RI untuk Argentina

“Pemerintah terus berkomitmen mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi, menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas. Dan, menjaga stabilitas inflasi sehingga dapat mengakselerasi penurunan tingkat kemiskinan hingga di bawah level prapandemi,” kata Febrio.

Kepala BKF mengungkapkan, tren penurunan kemiskinan tersebut sejalan dengan fokus kebijakan jangka pendek pemerintah. Untuk mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada tahun 2024.

“Dalam jangka panjang, penurunan kemiskinan akan menjadi pijakan untuk mencapai cita-cita Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi. Sebelum tahun 2045,” ujarnya.

Neraca Perdagangan Surplus

Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia di bulan Juni 2023 mencatatkan surplus sebesar USD3,45 miliar dengan ekspor sejumlah USD20,61 miliar dan impor USD17,15 miliar.

Dengan demikian, total surplus perdagangan Indonesia secara kumulatif sejak Januari hingga Juni 2023 mencapai USD19,93 miliar.

Hal tersebut menandakan surplus neraca perdagangan Indonesia telah terjadi selama 38 bulan berturut-turut. Kinerja neraca perdagangan Indonesia yang tetap mencatatkan surplus menunjukkan posisi keseimbangan eksternal Indonesia yang tetap kuat.

Terutama di tengah tren pelemahan pertumbuhan global, termasuk moderasi harga komoditas.

“Perkembangan kinerja ekonomi global yang menunjukkan tren pelemahan serta harga komoditas yang masih fluktuatif ini akan terus kami pantau. Dengan demikian dampaknya terhadap laju ekspor dapat terus dimitigasi,” kata Febrio. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life