Home » Tesla Hadapi Denda USD2,2 Juta Akibat Jarak Mengemudi Saat Suhu Rendah

Tesla Hadapi Denda USD2,2 Juta Akibat Jarak Mengemudi Saat Suhu Rendah

by Junita Ariani
2 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

Produsen mobil listrik, Tesla, akan menghadapi denda sebesar 2,85 miliar won atau USD2,2 juta. Denda tersebut dari pihak regulator antimonopoli Korea Selatan yakni Komisi Perdagangan Adil Korea (KFTC).

Denda dijatuhkan karena Tesla tidak menginformasikan pengguna mobil listrik tersebut tentang jarak mengemudi yang lebih pendek dari kendaraan listriknya (EV) dalam suhu rendah.

KFTC menyatakan, jika Tesla telah melebih-lebihkan jangkauan mengemudi mobilnya dengan mengatakan bahwa sekali pengisian daya, penghematan biaya bahan bakarnya dibandingkan kendaraan bensin.

Selain itu,  kinerja supercharger-nya” di situs web resmi lokalnya sejak Agustus 2019 hingga saat ini.

Namun kenyataannya, berbeda dengan iklan yang disampaikan secara daring. Kenyataannya jarak mengemudi mobil Tesla yang pabriknya di Amerika itu turun hingga 50 persen dalam cuaca dingin.

Seperti dikutip dari antaranews.com, Rabu (4/1/2023), pihak Tesla tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.

Tesla dalam situs webnya memberikan tip mengemudi musim dingin. Diantaranya mengkondisikan kendaraan dengan sumber daya eksternal dan menggunakan aplikasi Energi yang diperbarui untuk memantau konsumsi energi.

Akan tetapi tidak menyebutkan hilangnya jarak mengemudi pada suhu di bawah nol.

Tantangan Kinerja Kendaraan Listrik

Pada 2021, sebuah grup konsumen Korea Selatan bernama Citizens United for Consumer Sovereignty, menyebutkan jarak mengemudi sebagian besar EV turun hingga 40 persen dalam suhu dingin.

Baca Juga  Tesla Bangun 2 Pabrik Baru Rp54 Triliun

Tahun lalu, KFTC mendenda pembuat mobil Jerman Mercedes-Benz dan unitnya di Korea sebesar 20,2 miliar won. Denda itu karena iklan palsu yang terkait dengan emisi gas kendaraan penumpang dieselnya.

Tantangan kinerja kendaraan listrik pada suhu ekstrem sudah diketahui secara luas meskipun EV populer di pasar seperti Norwegia.

Di mana empat dari lima kendaraan yang terjual tahun lalu bertenaga baterai, dipimpin oleh Tesla.

Tahun 2020 dilakukan studi terhadap 4.200 EV yang terhubung dari semua merek oleh penyedia telematika yang berbasis di Kanada Geotab.

Hasilnya ditemukan bahwa sebagian besar model memiliki penurunan jangkauan yang serupa dalam cuaca dingin, terutama karena baterai juga digunakan untuk memanaskan mobil bagi pengemudi dan penumpang.

Tepat di atas 20 derajat Celcius, rata-rata EV mengungguli kisaran yang dinyatakan, tetapi pada minus 15 derajat, rata-rata EV hanya memiliki 54 persen dari kisaran terukurnya, studi tersebut menemukan.*

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life