Home » Tiga Faktor Penyebab Anak Bisa Kena DBD

Tiga Faktor Penyebab Anak Bisa Kena DBD

by Agita Maheswari
2 minutes read
Nyamuk aedes aegypti yang menularkan penyakit deman berdarah. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Dokter spesialis anak konsultan infeksi dan penyakit tropis Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan ada tiga faktor penyebab anak terkena demam berdarah dengue (DBD).

Yakni daya tahan tubuh, virus, dan lingkungan.

“Karena ada gangguan keseimbangan antara daya tahan tubuh seseorang, jenis serta kepadatan virusnya, dan lingkungannya,” katanya dikutip dari Antara.

Ia mengatakan bahwa ada empat jenis virus dengue, yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3, dan tipe 4.

Virus dengue tipe 2 dan 3 lah yang biasanya menyebabkan DBD berat.

Sementara lingkungan yang dimaksud Hinky adalah lingkungan yang disukai oleh nyamuk aedes aegypti seperti kebun, genangan air jernih, dan baju yang digantung.

Ketika nyamuk aedes aegypti betina menggigit, sistem kekebalan tubuh akan melakukan reaksi kekebalan yang ditandai dengan demam tinggi secara mendadak.

“Demamnya tiba-tiba tinggi, dikasih obat paracetamol mungkin turun dalam empat jam lalu naik lagi. Kemudian anak jadi lemas, terlihat seperti sakit berat, tidur terus, enggak mau makan, enggak mau minum, muntah-muntah,” ujar Hinky.

Ia menambahkan, anak juga bisa mengalami sakit otot, sakit sendi dan tulang, sakit kepala, hingga sakit belakang mata.

Menurut Hinky, kondisi tersebut dinamakan sebagai fase demam atau fase akut yang biasanya berlangsung selama 1-3 hari.

Kemudian pada hari ke-4 dan ke-5, Hinky mengatakan virus dalam tubuh sudah hilang dan demam pun menurun, yang kadang membuat orang tua terkecoh mengira anak sudah sembuh.

Baca Juga  Charsiu: Kelezatan Daging Panggang Khas Tiongkok

Padahal, fase ini merupakan fase kritis di mana terjadi kebocoran pembuluh darah dan penurunan trombosit.

Pasien DBD harus dikasih cairan, karena bocornya pembuluh darah itu seperti dehidrasi, karena cairan di pembuluh darah keluar dari jaringan.

Ini membuat anak mual, kemudian cairan yg masuk ke rongga perut akan menekan diafragma, menekan lambung, bahkan bisa ke paru-paru menyebabkan anak sesak nafas.

Bisa juga membuat hati membesar. Anak juga enggak pipis-pipis dalam 4-6 jam.

“Kalau terlambat, anak bisa pendarahan dan kalau sudah pendarahan biasanya tidak tertolong,” ujarnya.

Anak akan masuk ke fase penyembuhan pada hari ke-6 dan ke-7 yang ditandai dengan demam dan banyak buang air kecil serta munculnya ruam.

Orang tua harus memastikan anak memiliki daya tahan tubuh yang baik serta mengendalikan nyamuk aedes aegypti.

“Jangan sampai digigit nyamuk, waspada jam 7 pagi sampai jam 5 sore. Jangan ada baju yang digantung, air menggenang,” ujar Hinky.

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta dr. Ngabila Salama, MKM menambahkan, pencegahan demam berdarah juga dapat dilakukan dengan Gerakan 1 Rumah 1 Kader Jumantik.

“Pelihara juga ikan cupang dan tanaman yang tidak disukai jentik dan nyamuk seperti lemon balm, catnip, kemangi, lavender, peppermint, rosemary, marigold, dan geranium,” katanya.*

#Beritaviral

#Beritaterkini

 

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

 

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life