Berdasarkan Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tunggakan (outstanding) pinjaman online atau pinjol di Indonesia per Mei 2023 mencapai Rp51,46 triliun. Atau naik 28,11 persen secara tahunan (yoy).
Jawa Barat menjadi provinsi dengan pengguna pinjaman P2P lending paling banyak, dengan total utang mencapai Rp13,8 triliun dan TWP90 3,92 persen.
Sementara di posisi kedua ada DKI Jakarta dengan total utang Rp10,5 triliun dan TWP90 3,23 persen
Menanggapi tingginya tunggakan itu membuat Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan angkat bicara. Menurutnya, tingginya angka itu merupakan dampak kemudahan yang diberikan pinjol dalam pembiayaan.
“Seperti kasus di Jawa Barat pinjaman online itu besar bahkan mungkin terbesar di Indonesia. Nilainya lebih dari Rp10 triliun. Kenapa dia bisa tumbuh dan berkembang? Tentunya karena ada kemudahan,” jelasnya, Kamis (6/7/2023), di Jakarta.
Politisi yang akrab disapa Hergun ini kemudian membandingkan kemudahan pinjaman online dari perusahaan teknologi keuangan dengan perbankan. Masalah agunan masih menjadi polemik dalam praktek pembiayaan oleh perbankan.
Rata-rata kata Hergun, yang dihadapi perbankan adalah tentang masalah agunan. Kalau Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang pembiayaan sampai Rp25 juta tidak menggunakan agunan, tapi kenyataannya para bankir enggan menyerahkan pinjaman.
“Kenapa? Karena si Bank sendiri perlu kepastian, perlu kenyamanan dan keamanannya. Apalagi perbankan ini aturan mainnya sudah baku,” jelasnya.
Rantai yang Panjang
Hergun juga menyoroti pembiayaan mikro dan ultra mikro yang ditawarkan pemerintah melalui perbankan dan BUMN pembiayaan lainnya.
Dengan rantai yang panjang dan beberapa pihak yang ikut mengambil spread (persebaran) bunga, maka dapat membuat bunga pinjaman cenderung tinggi. Sehingga hal tersebut juga dapat membuat masyarakat beralih ke pinjaman online.
“Apa bedanya? Saya ke pinjol saja minjem lebih cepat prosesnya. Ini kemudian menjadi sebuah tantangan untuk perbankan,” jelasnya.
Mungkin perbankan bisa membuat suatu divisi sendiri yang bisa ‘menjemput bola’. Sama seperti yang dilakukan pinjol. Misal jam 10.00 malam pinjam hanya Rp500.000 nanti jam 10 malam itu juga langsung dapat duitnya.
Dan, di waktu itu juga uangnya dipakai untuk belanja sayuran. Nanti jam 10.00 pagi itu sudah bisa dikembalikan Rp600.000 bahkan mungkin Rp700.000.
“Berapa persen bunganya? Tapi mereka (masyarakat) tidak masalah,” tuturnya. *
#beritaviral
#beritaterkini
Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang