Home » Waduh! Etika Masyarakat Indonesia dalam Bermedsos Sangat Rendah, Ini Faktanya

Waduh! Etika Masyarakat Indonesia dalam Bermedsos Sangat Rendah, Ini Faktanya

by Junita Ariani
2 minutes read
Kemenko PMK menyoroti banyaknya masyarakat Indonesia sebagai pengguna medsos yang belum diiringi dengan etika dalam menggunakan media sosial.

ESENSI.TV - NTT

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyoroti jumlah pengguna media sosial (Medsos) di Indonesia yang mencapai 167 juta orang.

Banyaknya pengguna medsos tersebut ternyata belum diiringi dengan etika dalam menggunakan media tersebut. Bahkan adab digital masyarakat Indonesia disebut masih sangat rendah.

Hal itu disampaikan Perencana Ahli Muda, Kedeputian Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Holy Gloria Sijabat.

“Hal ini terlihat dari maraknya konten-konten yang berisikan ujaran kebencian dan hoax di dunia maya,” kata Holy dikutip dari situs kemenkopmk.go.id, Minggu (10/9/2023).

Sebelumnya Holy memberi materi dalam diskusi kebangsaan bersama Komunitas Interfaith Nusa Tenggara Timur, Sabtu (9/9/2023).

Dikatakannya, maraknya konten negatif tersebut menggambarkan jika masyarakat Indonesia belum memiliki etika yang baik dalam memanfaatkan medsos.

“Teman-teman kaum muda bisa membantu mendongkraknya dengan membagi konten yang mengedukasi dan santun. Upaya ini sederhana, namun dengan semakin banyak dari kita share konten yang sehat, semoga akan merubah algoritma, ruang medsos juga sehat,” ujarnya.

Tak hanya itu, kata dia, juga bisa mendorong orang lain untuk bergaya hidup yang lebih baik. Misal lebih toleran, membantu sesama, membagi konten positif.

Baca Juga  Melkiades Sampaikan Komitmen Indonesia Akhiri TBC di Forum PBB

Kampanyekan Aksi Nyata Gerakan Indonesia Bersatu

Holy mengajak peserta diskusi untuk aktif mengkampanyekan Aksi Nyata Gerakan Indonesia Bersatu dengan berbagai cara.

Di antaranya memberikan dukungan terhadap Gerakan Santun dan Tertib Bermedia Sosial, misalnya lewat aksi saring sebelum sharing. Melalui aksi itu, diyakini dapat mengurangi hoaks, ujaran kebencian,  dan politik identitas/SARA.

“Pastikan kita memeriksa kembali isi dan motivasi terselubung dari sebuah konten. Lalu pertajam kemampuan mengolah, memahami, membaca, menulis informasi serta pilihan bahasa dengan sikap dan kematangan berdemokrasi. Karenanya dibutuhkan peningkatan literasi digital,” jelasnya.

Menghadapi tahun politik 2024, ia mengatakan, perlu diciptakan literasi politik dan algoritma ruang media yang sehat dan demokratis.

Dibutuhkan aksi nyata berupa wujud nyata internalisasi nilai-nilai dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dalam menyambut tahun politik 2024.

Holy juga mengungkapkan perlunya dilakukan peningkatan skill digital melalui workshop-workshop yang diiringi upaya membangun etika bermedia sosial.

Sosialisasi tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan perayaan hari besar di Indonesia dengan mengambil tema kampanye Pemilu damai untuk persatuan bangsa.  *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Hutapea

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life