Home » Wamenhan Herindra Sebut Butuh Waktu Lama Beli Alutsista Baru

Wamenhan Herindra Sebut Butuh Waktu Lama Beli Alutsista Baru

by Junita Ariani
2 minutes read
Wamenhan M Harindra menjadi narasumber pada topik “Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional”, di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

ESENSI.TV - JAKARTA

Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) RI M Herindra mengatakan, beberapa alat perang atau alutsista Indonesia usianya sudah cukup tua. Karena itu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) berupaya keras agar performa TNI optimal.

“Kita akan berupaya untuk melakukan yang terbaik,” ujar Wamenhan dalam keterangannya yang dikutip, Sabtu (13/1/2024) di Jakarta.

Sebelumnya, Harindra menjadi narasumber pada topik “Membangun Kekuatan Pertahanan di Kawasan Regional”, di Media Center Indonesia Maju, Jakarta, Jumat (12/1/2024).

Selain Wamenhan, turut juga menjadi narasumber yaitu Direktur Utama PT Len Industri Bobby Rasyidin. Acara tersebut dimoderatori oleh Staf Khusus Kementerian BUMN Tsamara Amany.

Wamenhan mengatakan, selama memimpin di Kemenhan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto selalu mengadakan diskusi dengan TNI.

Diskusi itu terkait performance prajurit, kebutuhan alutsista TNI dan pembangunan industri pertahanan dalam negeri.

Menurut Wamenhan, membeli alutsista baru membutuhkan waktu yang lama. Seperti pengadaan 42 unit pesawat tempur Rafale yang dilakukan oleh Menhan Prabowo.

“Pesawat baru itu akan datang dan combat ready tujuh tahun yang akan datang,” kata Wamenhan.

Karena itu, kata Wamenhan, di saat tidak ada perang, maka digunakan untuk membangun kekuatan pertahanan negara.

Terkait perkuatan kawasan regional, Wamenhan menegaskan bahwa Indonesia adalah negara non-blok. Artinya Indonesia tidak beraliansi dengan blok tertentu atau netral.

Dalam konteks ini Kementerian Pertahanan melaksanakan diplomasi pertahanan dan berteman dengan berbagai negara untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang pertahanan.

Tiga Hal dalam Membangunan Pertahanan

Sementara itu, Dirut PT Len Industri Bobby Rasyidin menyatakan, dalam membangun industri pertahanan, ada tiga hal yang terpenting. Yaitu pengembangan SDM, riset, dan opportunity.

Baca Juga  Puncak HUT Partai Golkar, Muhidin : Partai Senior dan Junior

Terkait pengembangan SDM, salah satu upaya Kemhan adalah melalui program-program Universitas Pertahanan RI yang diusung Menhan Prabowo untuk memastikan ketersediaan SDM yang handal.

Sedangkan terkait riset, industri pertahanan dalam negeri terus melakukan riset agar dapat melakukan lompatan teknologi dari proses Transfer of Technology (ToT) dari industri pertahanan luar negeri.

Hal ini dibuktikan salah satunya oleh PT PAL yang telah memiliki kemampuan membangun kapal perang jenis Landing Platform Dock (LPD).

Departemen Pertahanan Filipina memilih PT PAL Indonesia sebagai penyedia proyek Landing Dock melalui Notice of Award (NoA). Dan, Angkatan Laut Uni Emirat Arab untuk pengadaan enam kapal perang jenis LPD (Landing Platform Dock). Dari ajang pameran pertahanan International Defense Exhibition & Conference (IDEX) 2023.

Hal ketiga yaitu opportunity menyangkut pemberian kesempatan yang luas bagi industri pertahanan dalam negeri agar mendapatkan prioritas untuk memenuhi kebutuhan alutsista TNI.

Menhan Prabowo kata dia, terus memacu agar produksi dalam negeri dilakukan sebanyak mungkin. Industri pertahanan dalam negeri harus di depan dalam pemenuhan alutsista TNI.

“Renstra sebelumnya, industri pertahanan BUMN kita hanya menerima 21 kontrak dari tahun 2015-2019 dari Kementerian Pertahanan. Di tahun 2020 sampai dengan sekarang, sudah ada 168 kontrak. Saya sangat confident, kalau industri pertahanan kita bisa masuk rangking 50-an,” ujar Dirut PT LEN. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life