Home » 12 Kali dapat Notifikasi Penolakan, Indonesia Harus Tingkatkan Keamanan dan Mutu Pala

12 Kali dapat Notifikasi Penolakan, Indonesia Harus Tingkatkan Keamanan dan Mutu Pala

by Junita Ariani
2 minutes read
Indonesia harus meningkatkan keamanan dan mutu pala serta memelihara kebersihan dan keberlanjutan produksi berbasis budidaya.

ESENSI.TV - TANGERANG

Indonesia harus meningkatkan keamanan dan mutu pala serta memelihara kebersihan dan keberlanjutan produksi berbasis budidaya.

Penerapkan praktik-praktik pertanian yang baik (Good Agriculture Practice/GAP), praktik pengolahan yang baik (Good Manufacturing Practice/GMP), juga sangat penting. Begitu juga dengan praktik penyimpanan yang baik (Good Storage Practice/GSP).

Hal ini bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan Indonesia sebagai negara produsen dan eksportir pala utama dunia.

Apalagi Indonesia pernah mendapatkan 12 notifikasi penolakan pala di Uni Eropa sepanjang tahun 2023. Enam notifikasi terkait kandungan aflatoksin dan enam notifikasi terkait kandungan okratoksin A.

Demikian ditekankan Direktur Standardisasi dan Pengendalian Mutu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Matheus Hendro Purnomo, dikutip Sabtu (21/10/2023) di Jakarta.

Menindaklanjuti hal tersebut, imbuh Hendro, pemerintah melalui Kemendag berupaya mengantisipasi agar tidak ditemukan lagi penolakan dari negara tujuan ekspor.

“Penolakan dari negara tujuan ekspor mengakibatkan kerugian bagi industri pala di Indonesia. Sebab kerugian yang harus ditanggung diturunkan terus di sepanjang rantai nilai. Selain itu, penolakan dapat membawa dampak buruk bagi reputasi pala asal Indonesia,” ujarnya.

Hendro menerangkan, pangan yang beredar dalam masyarakat haruslah pangan yang aman untuk dikonsumsi. Untuk menjamin hal tersebut, diperlukan standar pangan sebagai acuannya.

Baca Juga  Tumbuh 4,97 Persen, Wamenkeu: 11,39 Juta Wajib Pajak Sudah Lapor SPT 2022

Secara global, standar pangan juga membantu memfasilitasi perdagangan internasional.

Ekspor Pala Melalui Codex

Sebelumnya digelar seminar bertajuk Meningkatkan Ekspor Pala Melalui Codex. Seminar digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai (BSD) City, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (20/10/2023).

Seminar tersebut merupakan bagian dari agenda Trade Expo Indonesia (TEI) ke-38 yang digelar secara luring pada 18-22 Oktober 2023. Begitu juga digelar secara daring hingga 18 Desember 2023 melalui tautan.

Kemendag melalui Direktorat Standardisasi dan Pengendalian Mutu kata Hendro, turut terlibat dalam penyusunan standar pangan internasional. Yaitu Standar Codex Alimentarius Commission (CAC)dan  Standar Codex bersifat sukarela.

Tetapi, dapat menjadi acuan dalam pengembangan standar dan regulasi nasional di bidang pangan.

“Standar Codex juga merupakan satu-satunya standar internasional di bidang pangan yang menjadi acuan World Trade Organization (WTO),” jelasnya.

Dalam penyusunan standar Codex, salah satu peranan Indonesia adalah menjadi chair atau ketua tim penyusun untuk dokumen mengenai Standard for dried seeds–Nutmeg.

Pencapaian yang dihasilkan yaitu telah ditetapkannya atau diadopsi dokumen CXS 352-2022 tentang pala pada pertemuan ke-45 CAC yang diselenggarakan akhir 2022 silam.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life