Home » 16 Proyek CCS Ditargetkan Beroperasi Sebelum 2030

16 Proyek CCS Ditargetkan Beroperasi Sebelum 2030

by Agita Maheswari
2 minutes read
16 Proyek CCS dan CCUS Ditargetkan Beroperasi Sebelum 2030

ESENSI.TV - JAKARTA

16 proyek CCS ditargetkan beroperasi sebelum 2030, 1 juta barel per hari minyak bumi dan 12 miliar kaki kubik per hari.

Langkah ini juga sekaligus mendukung pengurangan emisi menuju Net Zero Emission pada tahun 2060.

Direktur Teknik dan Lingkungan Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Mirza Mahendra menjelaskan Kementerian ESDM telah menyiapkan rancangan Peraturan Menteri terkait CCS/CCUS.

“Yang paling signifikan yaitu CCUS Tangguh BP Berau yang telah mendapatkan persetujuan Plan of Development. Selain itu juga ada Pilot Test Huff and Puff CO2 Injection oleh Pertamina di Lapangan Jatibarang,” tambahnya.

Prasanna V. Joshi dari ExxonMobil menuturkan, kunci dari kesuksesan proyek CCUS yaitu kolaborasi, skala, biaya, serta keamanan dan manajemen resiko. Apabila semua aspek tersebut sudah terperhitungkan dengan baik, maka program CCUS akan sukses.

Dadan Damayandri menerangkan bahwa LEMIGAS telah banyak melakukan studi CCUS dari tahun 2003 hingga saat ini, termasuk dengan Japex Jepang dan Pertamina.

“Kedepannya LEMIGAS akan melakukan studi pemetaan potensi Depleted Reservoir dan Saline Aquifer untuk CCS/CCUS Hub dan Clustering, serta studi pemanfaatan karbon untuk produksi metanol hidrogen biru,,” ujarnya.

Baca Juga  Bus Gratis TransJakarta Jelang Natal

Apa itu CCS

Carbon Capture and Storage (CCS) merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.

Teknologi ini merupakan rangkaian pelaksanaan proses yang terkait satu sama lain, mulai dari pemisahan dan penangkapan (capture) CO2 dari sumber emisi gas buang (flue gas), pengangkutan CO2 tertangkap ke tempat penyimpanan (transportation), dan penyimpanan ke tempat yang aman (storage).

Pemisahan dan penangkapan CO2 dilakukan dengan teknologi absorpsi yang sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri. Penangkapan CO2 biasa digunakan dalam proses produksi hidrogen baik pada skala laboratorium maupun komersial.

Sementara itu, pengangkutan dilakukan dengan menggunakan pipa atau tanker seperti pengangkut gas pada umumnya (LPG, LNG), sedangkan penyimpanan dilakukan ke dalam lapisan batuan di bawah permukaan bumi yang dapat menjadi perangkap gas hingga tidak lepas ke atmosfer, atau dapat pula diinjeksikan ke dalam laut pada kedalaman tertentu.

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life