Home » Airlangga: dengan DEFA Ekonomi Digital ASEAN Meningkat Dua Kali Lipat pada 2030

Airlangga: dengan DEFA Ekonomi Digital ASEAN Meningkat Dua Kali Lipat pada 2030

by Junita Ariani
2 minutes read
Presiden Jokowi didampingi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menlu Retno LP Marsudi memberikan pernyataan pers, di JCC, Jakarta, Kamis (7/9/2023).

ESENSI.TV - JAKARTA

Digital Economy Framework Agreement (DEFA) adalah salah satu andalan yang diusung keketuaan Indonesia untuk mewujudkan visi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, ini adalah masterplan yang dibuat di kepemimpinan Indonesia.

Di mana DEFA itu mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk digital talent. Kemudian digital ID, cyber security, retraining, reskilling, infrastructure, interoperability di ASEAN.

“Dengan DEFA, ekonomi digital di ASEAN diperkirakan dapat meningkat dua kali lipat pada tahun 2030,” jelas Airlangga.

Hal itu disampaikan Menko Airlangga dalam keterangan persnya, usai Penutupan KTT ke-43 ASEAN, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (7/8/2023).

“Kalau tanpa DEFA, ekonomi digital diperkirakan tahun 2030 adalah USD1 triliun. Nah ini bisa meningkat menjadi USD2 triliun. Target perjanjian ini diharapkan akan diselesaikan di tahun 2025 dan drafting-nya sudah disiapkan. Thailand bertugas untuk mengikuti ini sampai 2025,” kata Airlangga.

Capaian lain lanjut Menko Airlangga, di bidang ekonomi adalah mewujudkan ekosistem kendaraan listrik. ASEAN Leaders Declaration on the Developing Electric Vehicle Ecosystem menjadi capaian penting dalam Keketuaan Indonesia tahun 2023.

Peningkatan Keja Sama Bidang Energi

Sementara itu terkait ketahanan energi, Menko Perekonomian mengatakan, capaiannya adalah peningkatan kerja sama di bidang energi.

Baca Juga  Wapres: Perempuan Pegang Peranan Penting Majukan Kawasan ASEAN

“Salah satu yang juga dijadikan leaders’ declaration adalah interkonektivitas daripada energi di dalamnya memperkuat Trans-ASEAN Power Grid,” ujarnya.

Dalam KTT ke-43 ASEAN, para pemimpin juga menyepakati untuk mendorong implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT).

“Kita punya Chiang Mai Initiative (CMI) sekarang ada 240 billion (Dolar AS) melalui ADB. Ini akan diperbaiki mekanismenya, karena mekanismenya lebih tidak sederhana dibandingkan IMF. Jadi, itu menjadi PR ke depan,” pungkas Airlangga.

Capaian selanjutnya adalah melalui ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF). Unggulan lain dari Ketuaan Indonesia ini menghasilkan capaian konkret yang berisi 93 proyek dengan nilai sekitar USD38,2 miliar.

Secara lebih rinci, terdapat 81 proyek dengan nilai USD34,53 miliar pada subtema infrastruktur hijau dan resilient supply chain. 4 proyek dengan nilai USD736,36 juta pada subtema pembiayaan berkelanjutan dan inovatif.

Dan, 8 proyek dengan nilai USD2,94 miliar pada transformasi digital inklusif.

“Negara-negara ASEAN dan mitra sepakat bahwa ketahanan pangan di ASEAN penting untuk mitigasi terhadap bencana alam. Serta perubahan iklim yang saat ini sedang terjadi,” tutup Airlangga. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life