Home » Antara Iran, Israel dan Halalbihalal Golkar

Antara Iran, Israel dan Halalbihalal Golkar

by Raja H. Napitupulu
3 minutes read
Peace

ESENSI.TV - JAKARTA

Gempuran udara Iran ke Israel pada Minggu (14/04/2024) lalu, sontak menggemparkan seluruh dunia. Kekhawatiran tensi politik dan militer di Timur Tengah mengalami eskalasi tinggi, memunculkan berbagai spekulasi akan munculnya perang dunia III.

Iran meluncurkan 170 drone, 30 rudal jelajah, dan 110 rudal balistik ke Israel. Dipastikan serangan tersebut merusak pangkalan militer sebelah Selatan Israel. Dan seorang gadis di wilayah Negev terluka akibat pecahan peluru.

Suhu semakin memanas saat Yaman terlibat menggempur Israel bersamaan dengan Iran. Bahkan Rusia memastikan akan mendukung Iran jika Amerika Serikat membantu Israel.

Peristiwa ini merupakan episode terkini dalam permusuhan lama antara Iran dan Israel. Kedua negara itu terlibat dalam permusuhan berdarah selama bertahun-tahun, yang geliatnya ditentukan faktor geopolitik yang terjadi. Bahkan, permusuhan keduanya merupakan salah satu sumber ketidakstabilan di Timur Tengah.

Aksi Saling Tuding

Bagi Teheran, Israel tidak punya hak untuk hidup. Para penguasa Iran menganggap Israel sebagai “setan kecil” sekaligus sekutu Amerika Serikat yang mereka sebut sebagai “setan besar”. Iran ingin keduanya menghilang dari Timur Tengah.

Di lain pihak, Israel menuduh Iran mendanai kelompok “teroris” dan melakukan serangan terhadap kepentingannya yang dimotivasi oleh sikap anti-Yahudi dari para Ayatollah.

Persaingan antara dua “musuh bebuyutan” ini telah menimbulkan banyak korban jiwa, sering kali akibat tindakan rahasia yang tidak diakui oleh pemerintah mana pun.

Awal Mula Serangan Iran

Serangan Iran kali ini bermula dari gempuran Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus. Tindakan itu menewaskan sejumlah perwira militer Iran, termasuk komandan Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.

Sebelum Minggu (14/04), baik Iran maupun Israel berhasil menghindari peningkatan permusuhan dan pertempuran skala besar. Hal itu berubah dengan peluncuran drone dan rudal oleh Teheran.

Kini, semua mata tertuju pada Israel. Akankah negara itu melancarkan serangan balasan ke Iran dan menciptakan perang besar-besaran di Timur Tengah? Sebab kebijakan setiap negara sangat dipengaruhi oleh kebijakan politik dari pemerintahan yang berkuasa.

Halalbihalal Langkah Pemersatu Bangsa

Hal berbeda terjadi di DPP Partai Golkar, Jakarta. Senin (15/04/2024), Ketua Umum Partai Beringin itu mengadakan acara halalbihalal yang mengundang sejumlah tokoh dan pimpinan partai politik hadir di markas Golkar. Tujuannya, untuk menurunkan eskalasi ketegangan yang terjadi pasca Pemilihan Umum (Pemilu) dan pemilihan legislatif (Pileg), 14 Februari 2024 lalu.

Bagi Wakil Ketua Bidang Penggalangan Strategis DPP Partai Golkar, Erwin Aksa, acara halal bihalal itu menjadi bukti nyata semangat pemersatu bangsa.

“Halal bihalal Golkar bukti kuat semangat pemersatu bangsa yang dimiliki Partai Golkar sebagai partai tengah,” ujar dia, di Jakarta.

Baca Juga  Rekomendasi 10 Film Inspirasi yang Akan Menyemangati Hidupmu

Menurut dia, kehadiran para pemimpin bangsa dan tokoh nasional di acara tersebut, menunjukkan rasa nyaman yang dialami setiap pribadi. Artinya, Partai Golkar mampu menghadirkan rasa persatuan dan nyaman bagi setiap tokoh bangsa.

“Sebagai Partai yang sangat berpengalaman merangkul semua pihak, Golkar ingin membangun bangsa dengan melibatkan semua anak bangsa secara bersinergi. Sehingga tujuan Pembangunan nasional dapat terwujud secara optimal,” terang Erwin.

Erwin yang juga pengusaha asal Makassar, kini dipastikan meraih kursi parlemen di Senayan lewat pemilihan legislative (Pileg) 2024 lalu.

Rekonsiliasi Partai Politik

Saat acara halalbihalal itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto secara terbuka mengatakan, pihaknya terbuka kepada partai-partai lawan politik yang ingin bergabung ke kubu Prabowo-Gibran.

Bagi Menko Perekonomian itu, momentum halalbihalal itu menjadi upaya rekonsiliasi bagi partai-partai politik. Terutama bagi partai yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran.

Acara halalbihalal itu dikemas dengan menghadirkan kelompok band terkenal di Indonesia. Tujuannya, agar tercipta silaturahmi yang baik antara partai politik untuk bersama membangun bangsa Indonesia.

Pembelajaran dari Indonesia?

Menyimak upaya Partai Golkar yang ingin mewujudkan persatuan bangsa pasca ketegangan politik yang terjadi saat Pemilu 2024 lalu, ada baiknya Israel dan Iran belajar dari pengalaman Indonesia. Utamanya dalam mengimplementasikan “rangkulan” persatuan.

Kemungkinan besar, strategi ini diinspirasi dari semboyan bangsa Indonesia yang tertulis di kaki burung Garuda. Yaitu, Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”. Itu sebab, pasca pemilu 2024 lalu, berbagai elemen anak bangsa dapat kembali bersatu meski sebelumnya berbeda pilihan politik.

Langkah persatuan bangsa ini tentu saja meminimalisasi pembiayaan yang tidak perlu dikeluarkan. Sementara serangan Iran ke Israel, dapat dipastikan menggerus pembiayaan negara tersebut. Belum lagi jika Israel kemudian membalas dendam dengan menyerang Iran. Jika ini terjadi, maka potensi perang dunia III akan mencatat possibility yang sangat besar.

Bangsa yang satu akan membela Israel. Sementara bangsa yang lain akan membela Iran. Perang dalam skala sangat besar akan tercipta.

Karena itu, melalui tulisan ini, penulis menawarkan proposal perdamaian kepada seluruh negara yang bertikai untuk belajar dari Indonesia. Khususnya dalam menyelesaikan konflik-konflik tingkat tinggi antar bangsa.

Mari sejenak rehat dan menyimak upaya para petinggi parpol di Indonesia dalam merajut rasa persatuan, meski sebelumnya parpol tersebut berada pada situasi diilematis dan penuh kompetisi.

Semoga setiap bangsa dapat menahan diri, sehingga langkah perdamaian dapat terwujud.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life