Home » Apa Itu Sesar Cugenang, Biang Kerok Gempa Cianjur Magnitudo 5.6?

Apa Itu Sesar Cugenang, Biang Kerok Gempa Cianjur Magnitudo 5.6?

by vera bebbington
2 minutes read
UgTdiKkuoxO3

ESENSI.TV - JAKARTA

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan informasi terbaru soal pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5.6 yang terjadi pada 21 November 2022 lalu yang memakan hingga 602 korban jiwa.

Menurut analisis focal mechanism dan sebaran titik gempa-gempa susulan, analisis citra satelit dan foto udara, serta survei lapangan secara detail yang dilakukan BMKG terhadap pola sebaran dan karakteristik surface rupture (retakan/rekahan permukaan tanah), sebaran titik longsor, kelurusan morfologi, dan pola sebaran kerusakan bangunan, maka disimpulkan bahwa gempa Cianjur disebabkan oleh sesar baru Cugenang.

“Pemicu gempa Cianjur Magnitudo 5.6 pada 21 November 2022 lalu adalah patahan atau Sesar Cugenang,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG, dikutip dari situs resmi BMKG, Selasa (27/12/2022).

Dwikorita mengatakan Sesar Cugenang adalah sesar yang baru teridentifikasi dalam survei yang dilakukan BMKG. Dwikorita menyebut, karena jalur patahannya ada di wilayah Cugenang maka dinamakan Sesar Cugenang.

Sebelumnya, kata dia, gempa Cianjur diduga disebabkan aktivitas Sesar Cimandiri karena pusat gempa berada di dekat sesar tersebut. Tapi setelah hasil analisis survei lapangan secara detail oleh BMKG, maka disimpulkan bahwa gempa Cianjur disebabkan sesar baru Cugenang.

Sesar Cugenang membentang sepanjang kurang lebih 9 kilometer dan melintasi sedikitnya 9 desa. Dari 9 desa yang dilintasi Sesar Cugenang, delapan di antaranya termasuk Kecamatan Cugenang. Kedelapan desa itu di antaranya Desa Ciherang, Desa Ciputri, Cibeureum, Nyalindung, Mangunkerta, Sarampad, Cibulakan, dan Desa Benjot. Satu desa terakhir, Nagrak, lokasinya di dalam wilayah Kecamatan Cianjur

Baca Juga  BMKG: Suhu Udara di Kepulauan Riau Naik Paling Tinggi Selama Mei 2023

Dia mengatakan, karena Sesar Cugenang adalah sesar aktif, maka rentan kembali mengalami pergeseran atau deformasi, getaran dan kerusakan lahan, serta bangunan.

Dengan demikian, area sepanjang patahan harus dikosongkan dari peruntukkan sebagai permukiman, sehingga jika terjadi gempabumi kembali di titik yang sama, tidak ada korban jiwa maupun kerugian materil.

Infografis Gempa Bumi Kabupaten Cianjur/dok. Cianjurkab.go.id

Infografis Gempa Bumi Kabupaten Cianjur/dok. Cianjurkab.go.id

Guna mengantisipasi hal ini, maka BMKG mendorong Pemerintah Daerah Cianjur segera merelokasi permukiman warga di sepanjang zona patahan atau Sesar Cugenang. Area sesar seluas kurang lebih 9 kilometer persegi tersebut dinyatakan sebagai zona berbahaya untuk dihuni karena rawan gempabumi.

“Penemuan atau penetapan zona patahan baru ini sangat vital dalam mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi berbagai bangunan yang terdampak gempa, November lalu. Karena, jangan sampai dalam prosesnya, rumah warga maupun berbagai fasilitas umum dan sosial lainnya kembali didirikan di jalur gempa tersebut. Namun, area tersebut bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan.”

Menurutnya, area yang berada di jalur Sesar Cugenang tetap bisa dimanfaatkan untuk keperluan pertanian, kawasan konservasi, lahan resapan, maupun dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan konsep ruang terbuka tanpa bangunan permanen.

“Poin utamanya, area lintasan Sesar Cugenang terlarang untuk bangunan tempat tinggal maupun bangunan permanen lainnya,” pungkasnya.

Data BPBD Kabupaten Cianjur mencatat jumlah korban jiwa atas gempa Cianjur per 21 Desember 2022 mencapai 602 korban meninggal dunia, 5 dalam pencarian, 2 masih dirawat, 593 luka berat kumulatif, dan 116.753 mengungsi.

 

Email: verabebbington@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life