Home » Asal Usul Tari Piring, Ternyata Dulunya Digunakan untuk Pemujaan Dewi Padi

Asal Usul Tari Piring, Ternyata Dulunya Digunakan untuk Pemujaan Dewi Padi

by Junita Ariani
2 minutes read
tari piring

ESENSI.TV - PADANG

Tari piring merupakan tari tradisional yang berasal dari Minangkabau, tepatnya dari Solok, Sumatera Barat.

Tarian ini menampilkan aksi atraksi menari menggunakan piring. Tari piring dipopulerkan oleh Huriah Adam. Tari piring biasanya digunakan sebagai sambutan untuk menyambut tamu terhormat atau juga pembukaan suatu upacara adat.

Tahu kah kamu kalau tari piring ini dulunya digunakan sebagai tari pemujaan masyarakat kepada Dewi Padi?

Berikut penjelasan mengenai asal usul Tari Piring yang dilansir ESENSITV dari Gramedia, Kamis (12/1/2023).

Seperti yang sudah dikatakan di atas bahwa konon secara tradisional tari piring berasal dari Solok, Sumatera Barat.
Sejarah ini kami kutip dari Kemendikbud bahwa diperkirakan tari piring sudah ada sejak zaman abad ke-12.

Dahulu masyarakat Minangkabau masih memiliki kepercayaan kepada dewa-dewa.  Awal mulanya tari piring digunakan sebagai tari pemujaan masyarakat kepada Dewi Padi setiap musim panen tiba. Masyarakat melakukan hal tersebut sebagai ucapan terima kasih atas berhasilnya panen mereka.

Tari piring juga menjadi bentuk tarian tradisional yang kaya akan nilai-nilai estetis yang tinggi dan juga memiliki nilai kebudayaan leluhur yang dalam.

Sehingga tari bisa menjadi bentuk ucapan terima kasih serta gambaran rasa syukur masyarakat yang mendalam kepada dewa-dewa yang sudah menyuburkan dan membuat hasil panen mereka menjadi tidak gagal.

Ritual tersebut biasanya dilakukan masyarakat setempat dengan cara membawa beberapa sesaji. Biasanya sesaji yang dibawa dalam bentuk makanan lalu sesaji akan diletakkan di dalam sebuah piring sambil mengambil langkah dengan gerakan yang teratur, sinkron dan dinamis.

Namun, semenjak kedatangan pedagang Arab di Indonesia yang membawa agama Islam masuk ke Indonesia, kepercayaan masyarakat setempat terhadap tari piring ini perlahan mulai berubah.

Baca Juga  Ayah Perkosa Anak Kandung di Lubuk Basung Divonis Bebas

Tak hanya kepercayaan masyarakat terhadap tari tersebut saja, tapi juga dengan konsep tari dari tari piring ini pun juga ikut berubah.

Sekarang ini, tari piring digunakan sebagai media hiburan seperti untuk pernikahan, acara adat atau bahkan pertunjukan untuk menerima tamu, sekaligus menjadi sarana pendidikan untuk generasi muda dalam mengenal serta mempelajari kebudayaan mereka.

Tari piring pernah berhasil memecahkan rekor dunia. Mereka menarikan tari piring dengan jumlah penari yang menarikannya sampai dengan lebih dari 2000 penari.

Semua orang dengan berbagai jenis profesi ikut serta dalam pemecahan rekor dunia tersebut. Setiap gerakan-gerakan yang terdapat pada tari piring memiliki makna yang berbeda-beda. Penari tari piring biasanya membawa dua piring yang diletakkan pada kedua telapak tangan mereka.

Kemudian, piring akan di ayun-ayun kan mengikuti gerakan tari yang makin lama makin cepat. Biasanya, saat akhir tarian penari akan membanting piring ke lantai sampai pecah dan berserakan, lalu penari akan tetap menari di atas pecahan piring tadi.

Konon katanya piring-piring tersebut telah diberi doa supaya tidak menyakiti kaki para penari. Sebuah tarian tanpa musik agaknya seperti ada yang kurang. Supaya lebih semarak Tari Piring ini diiringi oleh alat musik khas Sumatera Barat yaitu Saluang dan Talempong.

Paduan alunan musik khas Sumatera Barat dengan gerakan lincah dari penari membuat tari piring semakin terlihat menakjubkan.

Itulah sekilas tentang asal usul atau sejarah dari Tari Piring yang berasal dari Sumatera Barat. *

Editor: Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life