Home » BBIB Singosari dan CV Kambing Burja Berhasil Kembangkan Populasi Sapi dan Kambing

BBIB Singosari dan CV Kambing Burja Berhasil Kembangkan Populasi Sapi dan Kambing

by Junita Ariani
1 minutes read
Percepatan peningkatan populasi hewan ternak yang dilakukan BBIB Singosari dan CV. Kambing Burja, Lawang.

ESENSI.TV - MALANG

Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan CV Kambing Burja, Lawang berhasil meningkatkan populasi hewan ternak berupa sapi dan kambing.

Keberhasilan itu melalui semen beku yang diproduksi BBIB Singosari dan CV Kambing Burja.

“Di sini ada jutaan bibit-bibit unggul baik itu sapi maupun kambing yang siap dikirim ke seluruh Indonesia. Jadi menghasilkan semen yang bagus dan sudah teruji. Bahkan sudah mendapatkan SNI (Standar Nasional Indonesia),” kata Anggota Komisi IV DPR RI Djarot Saiful Hidayat.

Djarot memimpin Kunjungan Kerja Spesifik Komisi IV DPR RI ke Malang, Jawa Timur, Rabu, (5/7/2023).

Menurutnya, Indonesia masih ketergantungan kepada impor daging dan impor susu yang besar.

“Karena itu, Komisi IV datang ke sini untuk melihat potensi, dan ini punya potensi,” ujar Djarot, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (6/7/2023).

Anggota Komisi IV lainnya, Ibnu Multazam, melihat produktivitas yang dilakukan BBIB Singosari perlu diapresiasi dan terus ditingkatkan kualitasnya.

Baca Juga  MUI Akan Usut Tuntas Dugaan Penyimpangan Ajaran Agama Al Zaytun

Sehingga bisa memenuhi kebutuhan susu dan daging di Indonesia, yang selama ini masih bergantung pada produk impor.

“Hasil observasi kami dan melihat sapi indukan, itu bisa memproduksi per hari sekitar 20.000 semen beku. Sehingga kalau diakumulasi setahun hampir sekitar 3.500.000 semen beku,” jelasnya.

“Sebenarnya ini cukup untuk menyediakan Inseminasi Buatan (IB) baik sapi atau kambing di Indonesia. Nah, ini harus dipertahankan, dan produksi BBIB Malang ini kualitasnya ditingkatkan. Jumlahnya juga ditingkatkan, untuk menyongsong swasembada daging,” ujar Ibnu.

Meski upaya ini mendapatkan apresiasi, Ibnu juga mengingatkan BBIB Singosari untuk bisa mengutamakan pemenuhan IB dalam negeri. Sehingga tidak perlu ekspor.

“Untuk ekspor itu adalah alternatif terakhir. Yang lebih keren lagi adalah tidak ekspor untuk mencukupi kebutuhan IB di dalam negeri. Sehingga populasi di dalam negeri nanti seimbang antara kebutuhan daging dan ketersediaan sapi,” pungkasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life