Sebanyak 18 lahan basah di China ditetapkan sebagai Lahan Basah yang Penting bagi Dunia di bawah Konvensi Ramsar tentang Lahan Basah.
Lokasi lahan basah baru itu mencakup Lahan Basah Danau Bebek Liar Beijing, sembilan belokan, dan 18 tikungan di Pegunungan Khingan Raya, dan Lahan Basah Danau Baima di Huai’an, Provinsi Jiangsu.
Jumlah Lahan Basah yang Penting bagi Dunia yang berada di China mencapai 82, mencakup area permukaan seluas 7,647 juta hektare, dan terbesar keempat di dunia.
China juga menjadi salah satu pihak dalam Konvensi Ramsar pada 1992.
China juga berjanji untuk memenuhi kewajibannya di bawah Konvensi tentang Lahan Basah, terus memperkuat pelestarian autentisitas dan integritas lahan basah.
Kemudian, mengimplementasikan rencana perlindungan lahan basah nasional dan proyek perlindungan lahan basah utama, memasukkan lebih banyak lahan basah yang penting ke dalam sistem pengelolaan cagar alam, dan meningkatkan platform kerja sama dan pertukaran internasional.
Lahan basah dunia
Sejauh ini, lebih dari 2.400 lahan basah di seluruh dunia telah ditetapkan sebagai Lahan Basah yang Penting bagi Dunia, yang juga dikenal sebagai Situs Ramsar.
Lahan basah mencakup perairan alami, dan buatan yang berada di darat, seperti sungai, danau, rawa, areal persawahan, dan beberapa daerah pesisir. Dikenal sebagai “ginjal Bumi” sekaligus waduk keanekaragaman hayati.
Lahan basah dapat memurnikan air serta menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi kawanan burung migran.
Lahan basah merupakan salah satu lokasi penyimpanan karbon terbesar di Bumi, yang keberadaannya berkontribusi terhadap upaya global untuk mengurangi emisi karbon.
Hari lahan basah dunia
Pada 2 Februari diperingati sebagai Hari Lahan Basah Sedunia, yang merupakan tanggal pengadopsian Konvensi tentang Lahan Basah pada 1971 di Kota Ramsar, Iran.
Konvensi Ramsar merupakan perjanjian antarpemerintah yang didedikasikan untuk konservasi dan pemanfaatan rasional dari ekosistem lahan basah.
Tema Hari Lahan Basah Sedunia tahun ini adalah “Saatnya Melakukan Restorasi Lahan Basah” (It’s Time for Wetlands Restoration) yang menyoroti kebutuhan mendesak untuk memprioritaskan restorasi lahan basah.
Editor: Erna Sari Ulina Girsang