Home » Upaya Transisi Energi di Indonesia Buka Peluang Investasi US$3,5 T

Upaya Transisi Energi di Indonesia Buka Peluang Investasi US$3,5 T

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Jerry sambuaga

ESENSI.TV - LONDON

Upaya pemerintah Indonesia mewujudkan transisi energi membuka peluang investasi senilai US$3,5 triliun. Hal itu merupakan target pencapaian National Determined Contribution (NDC).

Indonesia sendiri berkomitmen meningkatkan target penurunan emisi dari 29 persen menjadi 31,89 persen tanpa syarat (tanpa bantuan internasional). Hal itu dapat diwujudkan melalui optimalisasi potensi besar pada industri kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

“Indonesia memiliki modal pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik yang baik di tengah kompleksitas lingkungan perekonomian global,” ujar Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga saat mengunjungi Bloomberg New Energy Finance (Bloomberg NEF), di London, Inggris, seperti dikutip dari rilis kemendag, Minggu (05/05/2024).

Menurut Jerry, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen pada 2023. Selain itu, Indonesia juga berhasil melangsungkan pemilihan umum dan melakukan proses transisi pemerintahan yang berkesinambungan tanpa gejolak berarti.

Kondisi ini, kata dia, merupakan momentum yang tepat bagi perusahaan EV untuk mengembangkan bisnis mereka di Indonesia.

Surplus Perdagangan

Jerry mengungkapkan, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar USS4,47 miliar pada Maret 2024. Surplus tersebut telah bertahan selama 47 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Hal itu terwujud karena pemerintah memiliki beberapa kebijakan strategis. Salah satunya, kebijakan hilirisasi nikel. Sehingga memberikan peningkatan nilai tambah perekonomian, menciptakan lapangan pekerjaan. Dan juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global.

Baca Juga  Yakin Bisa Taklukkan Hati Dunia, China Bakal Gencarkan Lagi Diplomasi Panda

“Pemerintah Indonesia juga mendorong pengembangan teknologi untuk mengurangi polusi dan ketergantungan bahan bakar fosil. Hal ini didukung dengan besarnya sumber daya alam nikel Indonesia yang berpotensi untuk menjadi basis produksi EV di Asia,” jelas Jerry.

Berdasarkan penilaian Bloomberg NEF, Indonesia berada di peringkat 22 dari 30 negara. Penilaiannya adalah mampu meningkatkan daya tarik investasinya pada ekosistem rantai pasok baterai listrik.

Penilaian tersebut berdasarkan beberapa aspek, antara lain industri, inovasi, dan infrastruktur.

“Selain itu, ketersediaan bahan baku, manufaktur baterai, permintaan di sektor hilir. Dan kebijakan terkait lingkungan, sosial, dan tata kelola juga merupakan aspek penilaian Bloomberg NEF.

Indonesia diharapkan dapat segera menarik investor pada ekosistem rantai pasok baterai listrik,” jelas Jerry lagi.

Upaya Transformasi

Jerry menambahkan, Indonesia akan terus melakukan transformasi untuk mendorong peningkatannya dalam perekonomian global.

Selain itu, Indonesia sedang dalam tahapan untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD).

Sebagai negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara, keanggotaan Indonesia di OECD akan turut meningkatkan profil dan signifikansi OECD.

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life