Home » Eco Anxiety: Relevansi dan Pengaruhnya di Dunia Sastra

Eco Anxiety: Relevansi dan Pengaruhnya di Dunia Sastra

by Raja H. Napitupulu
2 minutes read
Anxiety

ESENSI.TV - JAKARTA

Eco anxiety, atau kecemasan ekologi, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perasaan cemas, stres. Atau ketakutan yang terkait dengan krisis iklim dan degradasi lingkungan. Kecemasan ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti kekhawatiran tentang masa depan planet ini, dampak perubahan iklim pada manusia dan hewan. Atau perasaan tidak berdaya untuk membuat perubahan.

Definisi Eco Anxiety

Eco anxiety adalah masalah yang semakin relevan di dunia saat ini, karena dampak krisis iklim menjadi semakin jelas. Sebuah penelitian tahun 2021 oleh Climate Psychology Alliance menemukan bahwa 63% orang di Amerika Serikat merasa cemas atau takut tentang perubahan iklim.

Kecemasan ekologi dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan orang-orang. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Serta masalah fisik seperti kelelahan dan insomnia. Kecemasan ekologi juga dapat membuat orang menarik diri dari kegiatan sosial dan menghindari informasi tentang krisis iklim.

Sastra dan Eco Anxiety

Dunia sastra mulai menanggapi kecemasan ekologi dengan berbagai cara. Semakin banyak penulis yang menulis tentang krisis iklim dan dampaknya terhadap manusia dan hewan. Karya-karya ini dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran. Utamanya tentang masalah ini dan mendorong orang untuk mengambil tindakan.

Berikut ini beberapa contoh karya sastra yang membahas tentang kecemasan ekologi.

Pertama, “The Handmaid’s Tale” oleh Margaret Atwood. Novel dystopian ini menggambarkan dunia di mana perubahan iklim dan polusi telah menyebabkan infertilitas dan keruntuhan masyarakat.

Kedua, “Oryx and Crake” oleh Margaret Atwood. Novel fiksi ilmiah ini menceritakan kisah tentang seorang wanita muda yang hidup di dunia yang telah dihancurkan oleh perubahan iklim.

Baca Juga  Menanti Revisi PP 1/2019 Biar Cadangan Devisa Tumbuh Sejalan Dengan Ekspor

Ketiga, “The God of Small Things” oleh Arundhati Roy. Novel ini mengeksplorasi dampak bendungan di Kerala, India, terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Keempat, “White Noise” oleh Don DeLillo. Novel ini menggambarkan masyarakat Amerika yang hidup dalam kondisi kecemasan konstan. Hal itu sebagian disebabkan oleh ancaman bencana lingkungan.

Kelima, “The Sixth Extinction: An Unnatural History” oleh Elizabeth Kolbert. Buku non-fiksi ini membahas tentang kepunahan massal yang sedang berlangsung dan dampaknya terhadap planet ini.

Upaya Mengatasi Kecemasan Ekologi

Karya-karya sastra ini dapat membantu kita untuk memahami dan mengatasi kecemasan ekologi dengan beberapa cara.

Pertama, meningkatkan kesadaran. Karya sastra dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran tentang krisis iklim dan dampaknya terhadap manusia dan hewan.

Kedua, memicu empati. Karya sastra dapat membantu kita untuk berempati dengan orang-orang yang terkena dampak krisis iklim. Dan juga untuk memahami perasaan mereka.

Ketiga, memberikan harapan. Karya sastra dapat menawarkan harapan dan inspirasi. Caranya, dengan menunjukkan bahwa kita masih dapat mengambil tindakan untuk mengatasi krisis iklim.

Keempat, mendorong perubahan. Karya sastra dapat mendorong kita untuk mengambil tindakan untuk mengatasi krisis iklim. Caranya, dengan meningkatkan kesadaran, mengadvokasi perubahan kebijakan, dan mendukung organisasi lingkungan.

Eco anxiety adalah masalah nyata yang dapat memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan orang-orang. Dunia sastra dapat memainkan peran penting dalam membantu kita. Utamanya untuk memahami dan mengatasi kecemasan ini, dan untuk mendorong perubahan.

 

Penulis: Gus Nas (Budayawan)

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life