Home » Enam Strategi Menperin Tingkatkan Kontribusi Industri Terhadap PDB

Enam Strategi Menperin Tingkatkan Kontribusi Industri Terhadap PDB

by Junita Ariani
2 minutes read
Menperin

ESENSI.TV - JAKARTA

Hingga Mei 2023, Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur menunjukkan ekspansi sektor industri selama 21 bulan berturut-turut.

Namun demikian, PMI juga menunjukkan bahwa sektor industri tidak seekspansif tahun sebelumnya dan ada kecenderungan tumbuh melambat.

Kondisi ini juga sejalan dengan hasil Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang surveinya telah dilakukan oleh Kemenperin sejak November 2022. IKI pada Januari hingga Mei 2023 menunjukkan kecenderungan melambat.

Kondisi ini kata Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menunjukkan terjadinya penumpukan stok persediaan.

“Sehingga perusahaan mengurangi produksi, di samping terjadinya penurunan pesanan,” kata Menperin, Sabtu (17/6/2023), di Jakarta.

Menurut Agus, pesanan domestik masih menjadi faktor dominan yang mempengaruhi indeks variabel Pesanan Baru.

“Indeks tersebut bisa menjadi alert indicator bagi kita untuk menganalisis kinerja makro industri,” ujarnya.

Dengan demikian, dapat dirumuskan upaya-upaya untuk menjaga kinerja sektor manufaktur. Dan, menaruh perhatian lebih terhadap subsektor yang mengalami tren melemah atau kontraksi.

Menperin menyebutkan, beberapa faktor yang mempengaruhi ekspansi manufaktur di Indonesia dan negara lainnya di antaranya berasal dari eksternal.

Seperti resesi global sejak awal 2022 yang diikuti dengan peningkatan inflasi tertinggi terjadi pada triwulan III dan IV tahun 2022.

Selanjutnya, kebijakan yang diambil Federal Reserve System (The Fed) sebagai upaya penyelamatan perekonomian Amerika Serikat. Serta perang Rusia–Ukraina menyebabkan terganggunya rantai pasok.

Selain itu terdapat tantangan dari sisi domestik, misalnya daya beli.

Ia menambahkan, isu utama yang dihadapi sektor industri antara lain mulai dari akses bahan baku/penolong. Kemampuan sumber daya manusia (SDM), tantangan produk impor, pengolahan limbah B3, logistik, hingga data industri.

Tantangan lain juga dirasakan dalam era perkembangan teknologi dan dunia internasional.

Di masa ini, sektor industri juga harus siap beradaptasi pada paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri. Seperti pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam Making Indonesia 4.0, serta peningkatan SDM Industri nasional.

6 Strategi Menperin

Menperin menjelaskan, saat ini, Rencana Induk Pengembangan Industri (RIPIN) 2015-2035 tengah direvisi. Revisi ini untuk mendukung target Indonesia menjadi negara industri tangguh yang bercirikan struktur industri nasional yang kuat. Berdaya saing global, berbasis inovasi dan teknologi.

Baca Juga  Menperin Apresiasi Pabrik Gula Terintegrasi di Sumba Timur

Untuk mewujudkannya, ada target-target yang harus dicapai, baik dalam jangka menengah maupun panjang. Meliputi pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas sebesar 6,4% (tahun 2025).

Menperin Agus mengatakan, kontribusi industri pengolahan nonmigas terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB sebesar 19,2% (tahun 2025). Dan, kontribusi ekspor produk industri pengolahan nonmigas terhadap total ekspor sebesar 78% (tahun 2025).

“Dengan kondisi ini, diharapkan kontribusi sektor industri terhadap PDB dapat semakin meningkat,” terang Agus.

Berdasarkan hasil pembahasan dalam rapat kerja, Menperin menyimpulkan setidaknya terdapat 6 strategi/langkah yang perlu dijalankan.

Pertama, pentingnya menentukan fokus dan prioritas penting dalam menjalankan industrialisasi melalui hilirisasi. Kedua, menentukan target dengan tepat sehingga dapat menentukan langkah yang strategis dan efektif untuk mencapainya.

“Ketiga, mendorong agar jasa industri turut diperhitungkan sebagai kontributor PDB. Karena merupakan unsur yang tidak dapat dilepaskan dari sektor industri,” ujar Agus.

Keempat, akselerasi implementasi industri 4.0. Upaya ini merupakan cara agar industri dapat bekerja dengan lebih efisien. Yang mendukung penurunan biaya produksi, sehingga meningkatkan daya saing.

Kelima, sambung Menperin, mengambil langkah-langkah out of the box dan mengevaluasi relevansi kebijakan yang telah berjalan.

Keenam, meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian/Lembaga serta stakeholder terkait. Untuk menentukan kebijakan yang tepat dan memberikan kemudahan bagi sektor industri.

Seluruh upaya tersebut juga bertujuan untuk menjaga optimisme para pelaku bisnis akan kondisi usaha enam bulan ke depan. Yang mencapai 66,2% dari hasil survei IKI.

Para pelaku usaha kata Agus, optimis. Percaya bahwa pasar global akan segera pulih dan meyakini kebijakan pemerintah dapat mendukung bisnis tetap kondusif.

“Mari kita jaga dan buktikan optimisme tersebut,” pungkas Menperin.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life