Guru Besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Anang Kistyanto meminta masyarakat untuk mendukung program Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang hilirisasi nikel.
Hilirisasi nikel dilakukan dengan mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Program tersebut mendorong nilai tambah bagi ekonomi Indonesia.
“Program-program Pak Jokowi soal hilirisasi nikel harus kita dukung bersama, karena kita tidak ingin menjadi penonton. Kita harus menjadi pemain. Sehingga dapat menciptakan daya tambah ekonomi,” kata Anang sebagaimana dilansir dari antaranews.com, Rabu (11/1/2023).
Sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Indonesia seharusnya dapat menjadi pemain utama pada industri tersebut. Karena itu, dirinya berharap seluruh masyarakat mendukung kebijakan hilirisasi nikel itu.
Sebelum ekspor nikel melalui hilirisasi berjalan, pada 2017-2018 nilai ekspor bijih nikel hanya mencapai USD3 miliar atau Rp46,5 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS). Ketika hilirisasi berjalan, nilai ekspor nikel pada 2021 mencapai USD20,9 miliar atau sekitar Rp323 triliun.
Pendapatan Indonesia diperkirakan meningkat dari nilai ekspor nikel yang sudah dihilirisasi sebesar 27 miliar-30 miliar dolar AS atau Rp418 triliun-Rp465 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS).
Saat ini, Pemerintahan Jokowi juga sedang menyusun Grand Strategi Komoditas Minerba (GSKM), yang mana nikel menjadi salah satu komoditas tambang yang akan disusun pada peta jalan untuk GSKM tersebut. *
Editor: Addinda Zen