Categories: Nasional

Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik Sedunia: Mari Tingkatkan Kewaspadaan!

Dunia memperingati Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik Sedunia setiap tanggal 19 Juni. Organisasi dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan hari ini sebagai peringatan kekerasan seksual.

Kekerasan Seksual, Apa Bahayanya?

Kekerasan seksual adalah perbuatan hinaan yang melecehkan seseorang dengan cara kasar yang menyerang tubuh atau fungsi reproduksi seseorang. Hal ini akan berakibat kerusakan psikis dan mental.

PBB mendefinisikan kekerasan seksual dalam konflik sebagai pemerkosaan, perbudakan seksual, prostitusi paksa, kehamilan paksa, perdagangan manusia, aborsi paksa, pernikahan paksa, dan sterilisasi paksa.

Pria dan wanita, anak laki-laki dan perempuan dapat menjadi korban. Banyak korban tidak melapor karena takut akan stigma budaya. Keadilan akhirnya tidak terpenuhi dan pelaku kemungkinan besar dapat mengulangi perbuatannya.

Kekerasan seksual dapat berupa verbal, nonfisik, atau melalui teknologi. Maraknya kekerasan seksual di dunia membuat PBB menetapkan hari peringatan agar kita semakin waspada dan sadar akan tindak kekerasan seksual ini.

Sejarah Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik Sedunia

Beberapa tahun lalu, terdapat aksi kekerasan brutal yang dilakukan kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) terhadap perempuan dan anak-anak perempuan.

Kemudian, kasus pasukan Boko Haram yang merupakan jaringan ISIS di Nigeria juga menjadi suatu konflik kekerasan seksual. Mereka menculik sekitar 276 anak perempuan dari sekolah mereka di Chibok, negara bagian Borno.

Penetapan Hari Penghapusan Kekerasan Seksual dalam Konflik Sedunia ini merupakan upaya yang dilakukan oleh PBB untuk mendorong sikap global dalam menentang kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak-anak di berbagai negara yang dilanda konflik.

Apa yang Harus Dilakukan Generasi Muda?

Dalam beberapa kasus kekerasan seksual, menyalahkan korban adalah hal yang paling sering terjadi. Sehingga korban menjadi takut untuk berbicara dan enggan melapor. Ini mengakibatkan korban merasa kecil hati dan menyalahkan dirinya.

Perlu diingat, tidak ada seorang pun yang berhak mendapat kekerasan.

Untuk itu, sebagai generasi muda kita harus memperbanyak literasi mengenai kekerasan seksual. Perbanyak membaca akan membuat kita semakin waspada akan bahaya kekerasan seksual di lingkungan sekitar kita.

Kemudian, giatlah untuk mencari informasi dari lembaga-lembaga terkait untuk bantuan bagi korban kekerasan seksual. Misalnya, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Kementerian Pemberdyaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan sebagainya.

Editor: Nabila Tias Novrianda

Administrator Esensi

Recent Posts

6.605 Jiwa Terdampak Banjir di Muara Enim Sumsel, Ketinggian Air hingga 2 Meter

SEBANYAK 6.605 orang terdampak akibat banjir yang merendam empat desa dan dua kelurahan di Kabupaten…

2 hours ago

RI Jajaki Perluasan Ekspor ke Eropa lewat Pelabuhan Genova dan Trieste Italia

DUTA Besar Italia untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Benedetto Latteri menawarkan peluang ekspor Indonesia…

3 hours ago

UKT Kampus Negeri Mahal, Prabowo: Seharusnya Gratis

BIAYA Uang Kuliah Tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia melonjak tinggi. Para…

4 hours ago

Begini Penampakan Banjir di Merauke Papua Selatan, 2.762 Warga Kena Dampak

PERISTIWA banjir terjadi di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan. Peristiwa ini dipicu hujan dengan intensitas…

4 hours ago

KPPG Dorong Kader Perempuan Partai Golkar Aktif di Pilkada Serentak 2024

KESATUAN Perempuan Partai Golkar (KPPG) mendorong kader-kader perempuan untuk aktif dalam Pilkada serentak yang digelar…

4 hours ago

Semarak Pawai Prosesi Waisak 2568 BE di Borobudur

RIBUAN masyarakat, para Bhikkhu, perwakilan majelis Buddha memenuhi ruas-ruas jalanan di sekitar Borobudur. Mereka berkumpul…

5 hours ago