Home » Indonesia Minta Eropa Tidak Abaikan Nasib Petani Sawit Dalam UU Antideforestasi

Indonesia Minta Eropa Tidak Abaikan Nasib Petani Sawit Dalam UU Antideforestasi

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Tandan Buah Segar Sawit. Foto: dok

ESENSI.TV - JAKARTA

Pemerintah Indonesia meminta Uni Eropa tidak mengesampingkan atau mengabaikan nasib petani kecil Indonesia tidak dari pasar Uni Eropa dengan penerapan regulasi bebas deforestasi atau EU Deforestation-free Regulation (EUDR).

Kepala Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Yayan GH Mulyana menekankan urgensi partisipasi petani kecil Indonesia dalam rantai pasok minyak nabati dan komoditas pertanian lainnya di Eropa.

Hal ini disampaikannya dalam kegiatan Epistemic Community and Market Forum (ECMF) yang mempertemukan 50 pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, swasta, LSM, dan akademisi di Madrid Kamis (30/11/2023) dan Roma Jumat (1/12/2023).

Dalam forum ini, terungkap bahwa persepsi negatif terhadap minyak kelapa sawit di Eropa disebabkan oleh dampak terhadap lingkungan dan kesehatan.

Di tempat yang sama, Staf Ahli Konektivitas, Pengembangan Jasa, dan Sumber Daya Alam, Musdalifah Mahmud, menegaskan komitmen Indonesia terhadap produksi dan perdagangan minyak kelapa sawit berkelanjutan.

Terkait hal tersebut, Prof. Pietro Paganini, Co-Founder Competere (Italia), meminta pihak Uni Eropa untuk konsultasi dengan negara-negara produsen dan petani kecil komoditas dalam pembuatan kebijakan.

Bahkan, petani kecil di Indonesia yang berfokus untuk sawit ada sekitar 40%-42%, jauh lebih kecil dibandingkan pada sektor kopi, kakao, dan karet.

Baca Juga  Harga Referensi CPO Periode April Turun 1,44 persen, Kakao Naik 4,25 Persen

Sementara itu, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral, Bapak Rio Budi Rahmanto, menyoroti bahwa hingga saat ini, EUDR belum mempertimbangkan upaya dan capaian keberlanjutan yang sudah ada, dan kebijakan ini dapat mengeksklusikan petani kecil Indonesia dari pasar Uni Eropa.

Melalui survei, para peserta menegaskan perlunya memastikan partisipasi inklusif petani kecil Indonesia.

Hubungan Indonesia, Spanyol dan India

Lebih jauh, Yayan G.H. Mulyana pada acara itu menyoroti peran penting minyak kelapa sawit dalam hubungan ekonomi Indonesia dengan Spanyol dan Italia.

“Minyak kelapa sawit merupakan komoditas penting dalam hubungan ekonomi Indonesia dengan Spanyol dan Italia, di mana impor minyak nabati kedua negara dari Indonesia masing-masing 54% dan 52% untuk menyokong industri pangan dan kosmetik,” ujar Yayan, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri, Selasa (5/12/2023).

Sehingga Spanyol dan Italia bersama Indonesia perlu bersinergi untuk memastikan keberlanjutan industri minyak kelapa sawit dan komoditas pertanian lainnya.

Sambil bersinergi, kedua Indonesia terus membuka ruang dialog dengan Uni Eropa guna memastikan kebijakan yang adil dan inklusif bagi petani kecil Indonesia di pasar internasional.*​

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life