Home » IPB Paparkan Tiga Manfaat Olahan Tandan Kosong Kelapa Sawit

IPB Paparkan Tiga Manfaat Olahan Tandan Kosong Kelapa Sawit

by Junita Ariani
3 minutes read
Penyerahan plakat dari Kepala Divisi Teknologi Proses, Program Studi Teknik Industri Pertanian, IPB University, Prof. Dr. Erliza Hambali kepada Plt Direktur Penyaluran Dana, BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim. foto: esensi.tv-junita ariani

ESENSI.TV - MEDAN

Hingga saat ini pemanfaatan tandan kosong (tankos) kelapa sawit baik oleh pabrik kelapa sawit (PKS) maupun masyarakat masih sangat terbatas.

Secara komersial pemanfaatannya hanya sebatas untuk untuk kompos, mulsa, dan pengerasan jalan-jalan di perkebunan.

“Sebagian besar tankos masih ditimbun (open dumping) atau dibakar di incinerator,” kata Kepala Divisi Teknologi Proses, Program Studi Teknik Industri Pertanian, IPB University, Prof. Dr. Erliza Hambali.

Hal ini disampaikannya pada konferensi pres Workshop Karbonisasi Tandan Kosong Kelapa Sawit dan pemanfaatannya sebagai Pupuk Organik untuk Substitusi Pupuk Kimia pada Perkebunan Kelapa Sawit.

Workshop digelar di Hotel Karibia Medan, Selasa (21/11/2023).

Hadir sebagai narasumber Ketua GAPKI Sumut, Timbas Prasad Ginting, Head of Research & Development PT Bumitama Gunajaya Agro, Adhy Ardiyanto.

Kemudian, Dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB University Prof. Dr. Herdhata Agusta.

Plt Direktur Penyaluran Dana, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Zaid Burhan Ibrahim. Dan, investor asal Cina, Henry He dan Tom Zhang.

Menurut Prof Erliza, kegiatan yang merupakan kerja sama Fakultas Teknologi Pertanian, IPB dan BPDPKS ini   merupakan rangkaian dari Workshop yang dilaksanakan di 3 kota.

Yaitu Pekanbaru (14 November), Medan (21 November) dan Palangkaraya yang akan digelar pada 28 November 2023.

“Dengan sponsor utama adalah BPDPKS yang juga disupport oleh PT. Socfin Indonesia dan Perguruan Tinggi di Sumatera Utara. Yaitu Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, dan Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI),” terang Erliza

Menurutnya, pada tahun 2023, luas areal perkebunan sawit hampir 16 juta hektare dengan produksi tankos sawit sekitar 47 juta ton. Berdasarkan analisis data proyeksi pada tahun 2050 akan dihasilkan tankos sekitar 103 juta ton.

Tankos yang berlimpah ini kata dia, perlu diolah menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

Tiga Manfaat Tankos Sawit

Pada acara tersebut, Prof Erliza mengenalkan tiga manfaat yang diperoleh dari hasil olahan tandan kosong sawit. Pertama, sebagai biochar atau karbon.

“Biochar adalah hasil proses karbonisasi tankos yang dapat digunakan sebagai soil conditioner (pupuk organik) untuk meningkatkan kesuburan tanah dan efisiensi pemupukan pada perkebunan sawit,” jelasnya.

Tankos kata Erliza, dihasilkan pada proses pengolahan tandan buah segar (TBS) sawit menjadi CPO. Di mana jumlah tankos yang dihasilkan pada proses pengolahan sekitar 21% dari berat TBS sawit yang diolah.

Baca Juga  Kota ke-4 di Sumut, Pematangsiantar Resmi Miliki Mal Pelayanan Publik

Kedua, vinegar wood atau asap cair dengan jumlah sekitar 6%. Vinegar wood yang dihasilkan sebagai hasil samping dapat digunakan untuk bahan pengawet ikan.

Kemudian untuk produksi ikan asap, bio-desinfektan terutama untuk pengurang bau dan pengusir lalat pada peternakan ayam. Bahan baku flavour barbeque dan lain sebagainya.

Ketiga, menghasilkan Tar. Hasil olahan tankos ini dapat digunakan untuk bahan bakar ramah lingkungan.

“Bila 50% saja tankos sawit di Indonesia diolah menjadi biochar melalui proses karbonisasi dengan teknologi yang tepat, maka akan dihasilkan sekitar 7,5 juta ton karbon,” jelas Erliza.

Artinya dapat mensubstitusi kebutuhan pupuk kimia sekitar 50%.

“Berdasarkan informasi dari PT BGA, penggunaan biochar tankos sawit untuk subsitusi pupuk kimia, dapat mengurangi biaya pemupukan sebesar 20%. Jumlah ini sangat signifikan, mengingat 80% dari biaya perkebunan sawit adalah dari komponen biaya pemupukan,” jelasnya.

Keunggulan Pupuk Organik Tangkos

Sementara itu, Prof. Dr. Herdhata Agusta mengatakan, dalam setiap ton tandan kosong kelapa sawit mengandung unsur hara N 1,5%, P 0,5%, K 7,3% dan Mg 0,9%.

“N, P, K dan Mg merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman sawit. Selain unsur hara yang dikandung dalam tankos juga terdapat mineral-mineral yang dibutuhkan oleh tanaman sawit,” ujarnya.

Dikatakan Herdhata, penggunaan biochar hasil proses karbonisasi tankos sebagai Soil Conditioner atau pupuk organik memiliki keunggulan. Yaitu menjaga kelestarian kandungan bahan organik dan hara dalam tanah pada lahan perkebunan sawit.

“Dengan adanya usaha pengembalian bahan organik yang berasal dari tankos ke lahan perkebunan sawit, akan mempengaruhi populasi mikroba tanah secara langsung. Ini akan berdampak dalam jangka panjang meningkatnya kesehatan, kesuburan dan kualitas tanah,” ujarnya.

Plt Direktur Penyaluran Dana, BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim mengatakan, pihaknya akan mendistribusikan pupuk organik yang diperoleh dari olahan tankos sawit kepada petani binaannya.

“Bila kualitas pupuk organik yang dihasilkan bagus, kami akan salurkan ke petani binaannya karena biayanya sangat murah hanya Rp500 per kg. Di samping itu harga pupuk kimia juga sangat mahal saat ini. Jadi, kita akan mendorong penggunaan pupuk organik dari tankos sawit ini,” jelasnya. *

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life