Sebagai sebuah industri, industri olahraga juga mempunyai kemampuan dalam menunjang perekonomian nasional Indonesia.
Tak hanya berpotensi mendorong peredaran rupiah, industri olahraga juga bisa menghasilkan devisa bagi Indonesia.
Berbagai event olahraga seperti Tour de Singkarak, Bali Marathon, Jakarta Marathon, Mentawai Festival, Sungailiat Bangka Belitung Trail, Tour De Ijen, Tour de Bintan dan yang terbaru balap motor MotoGP Mandalika, menunjukkan potensi kemampuan industri olahraga. bagi perekonomian Indonesia.
Industri Olahraga yang Menggoda
Tantangan Industri Olahraga Indonesia
Terobosan Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam mendukung pengembangan industri olahraga Indonesia patut kita apresiasi. Meski secara umum masih terkesan sepi, namun kegiatan ini bisa dikatakan sebagai upaya memperkenalkan berbagai produk olahraga kepada masyarakat.
Di sisi lain, masih cukup rendahnya minat masyarakat terhadap industri olahraga menunjukkan bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan olahraga masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memajukan dan mengembangkan industri olahraga dalam negeri.
Hingga saat ini, Megaproyek Olahraga Nasional telah menetapkan roadmap industri olahraga berupa target pencapaian dukungan bisnis pada cabang olahraga unggulan Olimpiade dan Paralimpiade. Kita belum melihat pemaparan lebih detail mengenai peta jalan industri olahraga, termasuk produk olahraga dalam negeri, hub industri olahraga, serta industri barang dan jasa terkait olahraga, dan olahraga lainnya.
Pengamat olahraga Irawadi Hanafi mencatat, secara keseluruhan Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan industri olahraga, namun ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi perkembangan industri olahraga Indonesia, yaitu suasana sarana dan prasarana olahraga yang belum atau masih lemah. Meski belum tersedia secara lengkap dan luas, namun jaringan koneksi antar pemangku kepentingan dalam bisnis olahraga masih minim dan penguasaan teknologi masih belum mudah.
Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto juga mengingatkan, industri olahraga harus melakukan transformasi digital sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika akibat semakin laju digitalisasi. Menurut Menko Perekonomian, secara global industri alat atau perlengkapan olahraga juga mengalami tekanan selama pandemi Covid-19.
Perusahaan pakaian olahraga mengalami penurunan pendapatan sebesar 29% pada paruh pertama tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, namun relatif lebih tangguh dibandingkan industri pakaian jadi lainnya yang turun sebesar 55%. Sementara itu, pangsa penjualan online mengalami peningkatan selama pandemi. Aplikasi kebugaran online, peralatan olahraga pribadi seperti sepeda dan peralatan lari, serta e-sports mengalami peningkatan intensitas penggunaan yang signifikan.
Tantangan-tantangan tersebut merupakan tantangan yang harus mampu direspon dan dihadapi oleh industri olahraga agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia bahkan perekonomian global.
Nugroho (2019) mencatat bahwa meskipun industri olahraga menghadapi banyak tantangan, namun industri olahraga Indonesia masih memiliki peluang dan aset tersendiri yang dapat membantu industri tersebut tumbuh dan berkontribusi, sebagaimana tertuang dalam perancangan olahraga nasional.
Ke depan, perlu adanya koordinasi antar berbagai pihak untuk mengembangkan industri olahraga, baik dari pemerintah, swasta, pelaku industri olahraga, penggiat dan penggiat olahraga, serta pihak lainnya. Grand Design Olahraga Nasional telah mengambil langkah maju dalam memposisikan industri olahraga dalam peta olahraga Indonesia dan kontribusinya terhadap perekonomian.
Perlu dibuat peta jalan yang lebih spesifik, jelas dan terukur yang mencakup berbagai aspek dan pelaku industri olahraga, sehingga industri olahraga Indonesia dapat tumbuh dan berkontribusi sesuai harapan kita semua.
Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen