Home » Industri Olahraga, Perekonomian Nasional, dan Tantangannya

Industri Olahraga, Perekonomian Nasional, dan Tantangannya

by Lyta Permatasari
3 minutes read
Olahraga

ESENSI.TV - JAKARTA

Sebagai sebuah industri, industri olahraga juga mempunyai kemampuan dalam menunjang perekonomian nasional Indonesia.

Tak hanya berpotensi mendorong peredaran rupiah, industri olahraga juga bisa menghasilkan devisa bagi Indonesia.

Berbagai event olahraga seperti Tour de Singkarak, Bali Marathon, Jakarta Marathon, Mentawai Festival, Sungailiat Bangka Belitung Trail, Tour De Ijen, Tour de Bintan dan yang terbaru balap motor MotoGP Mandalika, menunjukkan potensi kemampuan industri olahraga. bagi perekonomian Indonesia.

Industri Olahraga yang Menggoda

Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, industri olahraga didefinisikan sebagai kegiatan bisnis bidang olahraga dalam bentuk produk barang dan/atau jasa.
Sedangkan menurut Mutohir (2003) dalam Nugroho, 2019, industri olahraga adalah industri yang menciptakan nilai tambah dengan memproduksi dan menyediakan barang dan jasa yang berkaitan dengan peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan dalam aktivitas olahraga, kompetisi olahraga, pelatihan, pesta olahraga, baik produk nyata maupun yang tidak nyata.
Danang Aji Setyawan menyimpulkan Industri Olahraga sebagai proses mengolah barang dan jasa menjadi barang jadi ataupun setengah jadi dalam bidang olahraga dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan sehingga dapat memenuhi kebutuhan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat kita lihat betapa industri olahraga memiliki spektrum yang sangat luas. Hampir semua produk barang dan jasa yang terkait dengan dunia keolahragaan, dapat dimasukkan dalam kategori industri olahraga.
Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui bahwa negara Swiss yang terkenal dengan produk jam, keju, coklat dan farmasinya, ternyata mendapat sumbangan PDB yang cukup besar dari sektor olahraga.
Sekitar pertengahan tahun 2021, kantor Olahraga Federal Swiss menyampaikan laporan bahwa aktivitas yang berhubungan dengan olahraga di Swiss menyumbang CHF 22,2 miliar (USD 22,8 miliar) per tahun bagi ekonomi Swiss, atau senilai kurang lebih 1,7% dari PDB Swiss, sebanding dengan sektor peralatan mesin atau produk logam.
Sementara di Indonesia sendiri, industri olahraga juga menyumbang pundi-pundi negara dalam jumlah yang cukup signifikan. Pada tahun 2011, saat kenaikan pariwisata nasional mencapai angka 8,9%, kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Sumatera Barat selaku tuan rumah Tour de Singkarak mengalami kenaikan hingga 13,2%.
Pelaksanaan suatu acara olahraga di sebuah kawasan wisata, secara tidak langsung akan menggeliatkan dan mendongkrak ekonomi wisata daerah yang bersangkutan serta kawasan yang berdekatan.
Inilah efek domino dari sport-tourism (pariwisata olahraga), yang merupakan salah satu bentuk industri olahraga. Peserta acara dan pendukung-pendukungnya, yang notabene berasal dari luar negeri, tentu akan membawa pemasukan devisa bagi negara dan lokasi sekitar penyelenggaraan. Belum lagi penonton yang berdatangan, lalu lintas barang pendukung perlombaan dan lain sebagainya.
Penyelenggaraan MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, bahkan mencatat penggunaan rumah-rumah warga setempat sebagai tempat tinggal wisatawan maupun pekerja pendukung penyelenggaraan acara tersebut. Selain itu, sektor jasa lainnya seperti penjualan cendera mata, dan industri pengolahan makanan pun ikut terangkat.

Tantangan Industri Olahraga Indonesia

Terobosan Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam mendukung pengembangan industri olahraga Indonesia patut kita apresiasi. Meski secara umum masih terkesan sepi, namun kegiatan ini bisa dikatakan sebagai upaya memperkenalkan berbagai produk olahraga kepada masyarakat.

Baca Juga  Miliki Potensi Besar, Kemenperin Komitmen Kembangkan Industri Sagu dan Cokelat Artisan

Di sisi lain, masih cukup rendahnya minat masyarakat terhadap industri olahraga menunjukkan bahwa pemerintah dan pemangku kepentingan olahraga masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memajukan dan mengembangkan industri olahraga dalam negeri.

Hingga saat ini, Megaproyek Olahraga Nasional telah menetapkan roadmap industri olahraga berupa target pencapaian dukungan bisnis pada cabang olahraga unggulan Olimpiade dan Paralimpiade. Kita belum melihat pemaparan lebih detail mengenai peta jalan industri olahraga, termasuk produk olahraga dalam negeri, hub industri olahraga, serta industri barang dan jasa terkait olahraga, dan olahraga lainnya.

Pengamat olahraga Irawadi Hanafi mencatat, secara keseluruhan Indonesia mempunyai potensi yang baik untuk mengembangkan industri olahraga, namun ada beberapa hal yang menjadi kendala bagi perkembangan industri olahraga Indonesia, yaitu suasana sarana dan prasarana olahraga yang belum atau masih lemah. Meski belum tersedia secara lengkap dan luas, namun jaringan koneksi antar pemangku kepentingan dalam bisnis olahraga masih minim dan penguasaan teknologi masih belum mudah.

Menteri Koordinator Perekonomian RI Airlangga Hartarto juga mengingatkan, industri olahraga harus melakukan transformasi digital sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika akibat semakin laju digitalisasi. Menurut Menko Perekonomian, secara global industri alat atau perlengkapan olahraga juga mengalami tekanan selama pandemi Covid-19.

Perusahaan pakaian olahraga mengalami penurunan pendapatan sebesar 29% pada paruh pertama tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, namun relatif lebih tangguh dibandingkan industri pakaian jadi lainnya yang turun sebesar 55%. Sementara itu, pangsa penjualan online mengalami peningkatan selama pandemi. Aplikasi kebugaran online, peralatan olahraga pribadi seperti sepeda dan peralatan lari, serta e-sports mengalami peningkatan intensitas penggunaan yang signifikan.

Tantangan-tantangan tersebut merupakan tantangan yang harus mampu direspon dan dihadapi oleh industri olahraga agar dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia bahkan perekonomian global.

Nugroho (2019) mencatat bahwa meskipun industri olahraga menghadapi banyak tantangan, namun industri olahraga Indonesia masih memiliki peluang dan aset tersendiri yang dapat membantu industri tersebut tumbuh dan berkontribusi, sebagaimana tertuang dalam perancangan olahraga nasional.

Ke depan, perlu adanya koordinasi antar berbagai pihak untuk mengembangkan industri olahraga, baik dari pemerintah, swasta, pelaku industri olahraga, penggiat dan penggiat olahraga, serta pihak lainnya. Grand Design Olahraga Nasional telah mengambil langkah maju dalam memposisikan industri olahraga dalam peta olahraga Indonesia dan kontribusinya terhadap perekonomian.

Perlu dibuat peta jalan yang lebih spesifik, jelas dan terukur yang mencakup berbagai aspek dan pelaku industri olahraga, sehingga industri olahraga Indonesia dapat tumbuh dan berkontribusi sesuai harapan kita semua.

 

 

Editor: Farahdama A.P/Addinda Zen

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life