Home » Iran dan Yaman Gempur Israel. Akankah Perang Dunia III Dimulai?

Iran dan Yaman Gempur Israel. Akankah Perang Dunia III Dimulai?

by Raja H. Napitupulu
3 minutes read
PM Israel

ESENSI.TV - JAKARTA

Secara resmi, Negara Iran melancarkan serangan ke Israel, hari ini, Minggu (14/4). Langit di kota-kota Israel “menyala”. Iron Dome di berbagai penjuru negeri Israel bekerja keras untuk menghalau ratusan drone dan rudal yang ditembakkan oleh Iran.

Dikutip dari akun X @kegblgunfaedh, serangan Iran itu merupakan serangan balasan Iran terhadap Israel yang telah membombardir Kantor Konsulat Iran di Suriah beberapa waktu lalu. Akibatnya, 7 Garda Revolusi Islam di antaranya dua orang jenderal meninggal.

Sementara itu, menurut laporan Walla News, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan istrinya telah ‘diungsikan’ ke rumah seorang miliader bernama Simon Falic di Yerusalem. Menurut sumber Jerusalem Post, rumah Simon Falic memiliki bunker beton bawah tanah.

Serangan Yaman

Saat bersamaan, Kelompok Houthi Yaman meluncurkan beberapa drone ke Israel melalui koordinasi dengan Iran. Hal itu diungkap perusahaan keamanan maritim Ambrey pada Sabtu (13/4/2024) malam.

Perusahaan keamanan maritim Ambrey menambahkan bahwa proyektil (drone) tersebut kemungkinan mencapai Israel secara bersamaan.

“Kendaraan udara tak berawak (UAVS) dilaporkan diluncurkan oleh Houthi menuju Israel. UAVS diluncurkan melalui koordinasi dengan Iran. Pelabuhan Israel dinilai menjadi target potensial,” kata perusahaan keamanan Ambrey, dilansir dari laman Alarabiya News, Ahad (14/4/2024).

Sementara itu, sejumlah spekulasi menyebutkan Rusia akan turun tangan jika Amerika Serikat membalas serangan Iran. Juga Korea Utara diperkirakan akan mendukung serangan Iran terhadap Israel. Namun hal itu masih perlu dikonfirmasi lebih lanjut.

Israel Minta PBB Kutuk Serangan Iran

Dikutip akun X @okezonenews menyebutkan, Israel mengadu ke AS dan minta PBB mengutuk serangan yang dilancarkan Iran. Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional AS memberikan dukungan ke Israel di tengah serangan Iran.

“Serangan ini kemungkinan akan terjadi selama beberapa jam,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional AS Adrienne Watson, sebagaimana rilis pers di situs Web Gedung Putih dilansir ANTARA, Minggu, 14 April.

Menyusul serangan tersebut, tim keamanan nasional AS secara rutin memberikan informasi terkini kepada Presiden AS Joe Biden tentang situasi yang tengah berkembang, kata Watson.

Tim tersebut juga melakukan komunikasi secara konstan dengan pejabat Israel serta mitra dan sekutu lainnya.

Hasil pembicaraan Biden dengan tim keamanan nasional AS akhirnya menyimpulkan bahwa AS tidak akan mengirimkan pasukannya dalam operasi balasan apapun terhadap Iran, seperti dilansir CNN. Hal tersebut telah disampaikan Biden kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Sementara itu, akun X @PalestineFree menerangkan bahwa AS dengan fasilitas militernya, sangat berperan dalam melawan serangan signifikan Iran terhadap fasilitas militer di Israel.

Sebelumnya, Garda Revolusi Iran mengamankan sebuah kapal kargo di Selat Hormuz pada hari Sabtu (13/4/2024). Pasukan ini mengklaim kapal MSC tersebut yang dikatakan terkait dengan Israel.

Korban Perang Palestina – Israel

Dilansir Al Arabiya, hingga Minggu (17/3/2024), korban tewas akibat invasi Israel di Gaza, Palestina mencapai 31.645 jiwa. Selain itu, terdapat 73.676 orang mengalami luka-luka.

Baca Juga  Tugas Berat Retno Marsudi Loloskan Hilirisasi Tambang di WTO

Sebagaimana diketahui, perang dimulai ketika militan Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Serangan Hamas diperkirakan telah menewaskan 1.200 warga di Israel.

Sementara itu, pemerintah China meminta semua pihak terkait untuk menahan diri pasca serangan Iran ke Israel, Sabtu (13/4).

“China menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi yang terjadi saat ini. China menyerukan kepada pihak-pihak terkait untuk bersikap tenang dan menahan diri untuk mencegah eskalasi lebih lanjut,” demikian disampaikan melalui keterangan tertulis Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dalam laman resminya yang diakses dari Beijing pada Minggu, dilansir Antaranews.com.

Lebih lanjut, China menyerukan kepada komunitas internasional, terutama negara-negara besar untuk memainkan peran konstruktif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.

Akankah Perang Dunia III Dimulai?

Setidaknya, memasuki tahun 2024, terjadi 2 perang antar negara yang terus berlangsung. Yaitu antara Rusia dan Ukraina, serta Israel dan Palestina. Namun sepertinya eskalasi ketegangan itu terus meningkat. Kini, peperangan antara Israel dan Palestina turut melibatkan Iran dan sejumlah negara yang gerah dengan sikap Israel.

Sebaliknya, negara-negara di Kawasan Eropa seperti Jerman dan Inggris menyatakan berdiri di sisi Israel. Jika kondisi ketegangan ini terus berlanjut, dikhawatirkan akan memicu perang antar negara lain dan berpotensi bermuara pada perang yang lebih luas lagi.

Sebelumnya, Peneliti Politik Internasional asal Malaysia, Dr. Hezri Adnan mengatakan, ada 3 hal penting yang kerap menjadi perebutan bangsa-bangsa yang menyuarakan peperangan. Pertama, perebutan akses mendapatkan ketersediaan air.

Kedua, perebutan terhadap akses energi bagi kebutuhan pembangunan suatu negara. Ketiga, perebutan akses makanan yang akan menghidupi seluruh masyarakat di suatu negara.

Perebutan terhadap salah satu atau ketiga hal penting itu, seringkali menjadi dasar terjadinya peperangan antar negara, kata dia.

Yang pasti, jika serangan Iran ini memicu perang dunia III, maka kesengsaraan dan penderitaan rakyat akan semakin melebar. Bukan tidak mungkin, korban jiwa yang terjadi di Palestina terus melebar ke negara-negara lainnya.

Politik Luar Negeri Indonesia

Lalu bagaimanakah posisi politik luar negeri Indonesia menyikapi ketegangan dan peperangan antar Israel dan Palestina, yang kini melibatkan Iran dan sejumlah negara lain?

Saat debat terbuka Dewan Keamanan (DK) PBB terkait permasalahan Palestina, di New York, Amerika Serikat (AS), Selasa (23/1/2024), Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi memilih walk out atau keluar dari ruangan. Itu terjadi saat Duta Besar (Dubes) Israel untuk PBB Gilad Erdan berbicara memberi pernyataan di DK PBB.

Apakah sikap senada juga akan ditunjukkan Indonesia menyikapi intensitas ketegangan yang semakin tinggi, khususnya antara Israel dan Palestina? Akankah Indonesia tetap berpegang pada politik non blok, ataukah kini mulai berpihak pada satu kelompok?

Seberapa kuat keinginan Indonesia untuk terlibat dalam upaya perdamaian pihak-pihak yang sedang bertikai? Ataukah Indonesia lebih memilih berdiam diri sembari mengingatkan warganya untuk selalu berhati-hati, atau bagaimana?

Berikan komentarmu gaes…

 

Editor: Raja H. Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life