Home » Jelang Nataru, Komisi VII Tinjau Pabrik Gula Putih di Lampung

Jelang Nataru, Komisi VII Tinjau Pabrik Gula Putih di Lampung

by Junita Ariani
2 minutes read
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Hariyadi bersama tim saat meninjau pasokan bahan baku pembuatan gula putih di PT. Gula Putih Mataram Lampung, Lampung Tengah, Kamis (23/11/2023).

ESENSI.TV - LAMPUNG TENGAH

Komisi VII DPR RI meninjau pasokan bahan baku pembuatan gula putih di PT Gula Putih Mataram (GPM) Lampung. Peninjjauan ini dilakukan untuk mengecek kesiapan pasokan gula menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru),

Apalagi saat ini harga gula sudah mengalami kenaikan, sehingga Komisi VII ingin memastikan pasokan kepada masyarakat tetap aman terkendali.

“Dalam waktu dekat kita akan menghadapi Nataru atau Natal dan tahun baru. Kita ingin memastikan pasokan gula untuk masyarakat tidak terkendala. Karena sekarang sudah terjadi kenaikan harga gula secara perlahan,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Hariyadi dalam siran pers, Jumat (24/11/2023) di Lampung Tengah

Pihaknya kata dia, ingin industri-industri gula ini memastikan bahan bakunya tersedia. Dan, sesuai paparan, PT Gula Putih Mataram masih memiliki cukup pasokan meskipun terkendala musim kemarau yang berkepanjangan.

“Alhamdulillah tadi kita mendapat pemaparan dari PT Gulaku ini, bahwa mereka pasokannya masih bagus masih tercukupi walaupun di tengah musim kemarau yang berkepanjangan,” tandas Politisi Fraksi Partai Gerindra ini.

Bambang juga menyoroti lahan HGU yang dimiliki PT Sugar Group Company (SGC) seluas 116 ribu hektar yang masih belum maksimal penggunaannya.

Ke depan Bambang berharap pihak PT SGC dapat memberikan peta penggunaan lahan mana saja yang sudah dimanfaatkan. Hal ini untuk memastikan konsesi yang diberikan Pemerintah tidak sia-sia. Apalagi hal itu dapat menambah pasokan bahan baku gula untuk menekan harga

Baca Juga  BI Luncurkan Instrumen Devisa Hasil Ekspor Untuk Naikkan Cadangan Valas

“Negara tidak ingin dalam memberikan konsesi yang begitu besar, tapi tidak ditingkatkan pemanfaatannya semaksimal mungkin. Karena asas memberikan konsesi kepada dunia usaha itu agar memiliki nilai manfaat yang lebih luas kepada masyarakat,” jelasnya.

Bambang juga akan menjembatani persoalan keberatan klaim lahan yang diadukan masyarakat terhadap lahan HGU tersebut, agar semua dapat diselesaikan.

Tidak Impor Gula

Terkait penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di PT. GPM Lampung sendiri, teknologi yang digunakan sudah EBT. Terlebih, perusahaan ini juga memproduksi Etanol.

Di mana etanol ini nantinya dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar fosil seperti bensin dan lainnya.

Terakhir, Bambang juga menyoroti Provinsi Lampung yang merupakan daerah penghasil tebu terbesar kedua di Indonesia. Hal ini menjadi penyebab perusahaan PT SGC atau PT GPM yang dikunjungi merupakan salah satu perusahaan gula terbesar yang tidak melakukan impor gula.

Hal inilah yang menjadi harapan Komisi VII, agar perusahaan lain dapat meniru perusahan PT GPM Lampung tersebut.

“Kita tahu lahan di Lampung ini memang lahan yang produktif untuk tanaman tebu. Inilah kenapa Gulaku ini adalah salah satu perusahaan gula yang tidak melakukan impor sugar. Karena memang sudah diberikan konsesi besar dan mereka juga memang memiliki kebun tebu,” katanya lagi.*

#beritaviral
#beritaterkini

Email : junitaariani@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja H Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life