Home » Jepang Berpacu Dengan Waktu Selamatkan Warga Dari Dampak Gempa, Korban Meninggal 48 Orang

Jepang Berpacu Dengan Waktu Selamatkan Warga Dari Dampak Gempa, Korban Meninggal 48 Orang

by Erna Sari Ulina Girsang
2 minutes read
Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi di Jepang bagian tengah, Senin (1/1/2024) sore. Foto: Ist

ESENSI.TV - JAKARTA

Korban meninggal dunia akibat gempa berkekuatan 7,6 skala Richter di Jepang yang terjadi pada Senin (1/12/2024) dilaporkan telah mencapai 48 orang dan menyebabkan rumah-rumah runtuh, serta memicu peringatan tsunami.

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengatakan gempa tersebut telah menimbulkan banyak korban jiwa dan mereka harus “berpacu dengan waktu” untuk menyelamatkan para korban yang selamat.

Seperti dilansir dari laporan langsung BBC, sekitar 1.000 tim penyelamat sedang mencari orang-orang yang mereka pikir mungkin terjebak di bawah reruntuhan.

Militer Jepang telah membagikan perbekalan termasuk makanan, air dan selimut bagi mereka yang harus meninggalkan rumah.

Semua peringatan tsunami kini telah dicabut di sepanjang Laut Jepang, yang berarti tidak ada lagi risiko terjadinya kejadian serupa

Presiden Joe Biden mengatakan AS siap memberikan bantuan apa pun yang diperlukan.

Sebelumnya, Gempa bumi berkekuatan 7,6 skala Richter terjadi di Jepang bagian tengah, Senin (1/12/2024) sore. Gempa memicu naiknya gelombang air laut setinggi sekitar 1 meter di sepanjang pantai barat Jepang dan negara tetangga Korea Selatan.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk prefektur Ishikawa, Niigata dan Toyama.

Peringatan Tsunami Pertama Sejak 2011

Ini merupakan peringatan tsunami besar pertama sejak gempa bumi dan tsunami yang melanda timur laut Jepang pada Maret 2011.

Sedikitnya 30 bangunan runtuh dan terbakar di Wajima, sebuah kota berpenduduk sekitar 30.000 jiwa. Gempa tersebut juga mengguncang bangunan di ibu kota Tokyo, sekitar 500 km dari Wajima.

Penyedia utilitas Hokuriku Electric Power menyebutkan lebih dari 36.000 rumah tangga kehilangan aliran listrik di prefektur Ishikawa dan Toyama. Operator telekomunikasi juga melaporkan pemadaman telepon dan internet di beberapa daerah.

Kemudian, 40 jalur kereta api dan dua layanan kereta api berkecepatan tinggi ke daerah yang terkena gempa menghentikan operasinya, sementara enam jalan tol ditutup dan salah satu bandara Ishikawa terpaksa ditutup karena adanya retakan di landasan pacu.

Baca Juga  Bayi Turut Jadi Korban Meninggal Akibat Kekeringan di Papua Tengah

Maskapai penerbangan Jepang ANA menolak kembali pesawat yang menuju bandara di Toyama dan Ishikawa, sementara Japan Airlines membatalkan sebagian besar layanannya ke wilayah Niigata dan Ishikawa.

Juru Bicara Pemerintah Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan akibat gempa rumah-rumah rumah hancur, kebakaran terjadi dan personel militer telah dikirim untuk membantu operasi penyelamatan.

“Kami masih menaksir kerusakan yang terjadi,” jelas Yoshimasa Hayashi, seperti dilansir dari Reuters dan sejumlah media lokal Tokyo.

Menurut laporan stasiun televisi NTV yang mengutip Polisi setempat, seorang pria lanjut usia dinyatakan meninggal di sebuah bangunan runtuh di Kota Shika di Ishikawa.

Jalan Diblokir

Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menginstruksikan tim pencarian dan penyelamatan untuk melakukan segala kemungkinan untuk menyelamatkan nyawa, meskipun akses ke daerah yang terkena gempa sulit karena jalan yang diblokir.

Dalam komentarnya kepada pers sesaat setelah gempa terjadi, Kishida juga memperingatkan warga untuk bersiap menghadapi bencana lebih lanjut.

“Saya mendesak masyarakat di daerah yang diperkirakan akan terjadi tsunami untuk mengungsi sesegera mungkin,” kata Kishida.

“Tsunami! Evakuasi!” peringatan kuning terang muncul di layar televisi yang menyarankan penduduk di wilayah tertentu di pantai untuk segera mengungsi dari rumah mereka.

Gempa ini terjadi pada saat yang sensitif bagi industri nuklir Jepang, yang menghadapi perlawanan sengit dari beberapa penduduk setempat sejak gempa bumi dan tsunami tahun 2011 yang memicu krisis nuklir di Fukushima. Hampir 20.000 orang tewas dan seluruh kota hancur akibat bencana tersebut.

Email: ernasariulinagirsang@esensi.tv
Editor: Erna Sari Ulina Girsang/Raja Napitupulu

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life