Home » Memahami Sentrisme Melalui Partai Golkar

Memahami Sentrisme Melalui Partai Golkar

by Achmat
3 minutes read
Buku Centrist Reflections on Political Philosophy

ESENSI.TV - JAKARTA

Khalil Alwazir pada Agustus 2022 lalu menerbitkan sebuah buku berjudul Centrist Reflections on Political Philosophy. Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Sentris Refleksi Filsafat Politik”.

Buku ini adalah sebuah uraian dari asumsi-asumsi yang mendasari berbagai ideologi politik. Buku ini juga mengulas tentang ide-ide yang kontradiktif dan antithetical yang hadir di dalam politik kiri dan kanan tentang masalah alamiah vs pengasuhan, kebaikan vs keserakahan, hierarki vs kesetaraan, dan individualisme vs kolektivisme.

Dengan berkaca kepada karya-karya filsafat politik mendasar yang melahirkan ide-ide tersebut, Sentris Refleksi Filsafat Politik menyusun sebuah sudut pandang moderat, rasional, dan pragmatis. Namun, konflik muncul ketika masing-masing sisi mengambil posisi ekstrem, seperti perubahan radikal pada sisi kiri dan juga penolakan mati-matian terhadap perubahan di sisi kanan.

Ketika kedua sisi merangkul posisi maksimalis dan menolak untuk berkompromi, kekerasan muncul, dan ini kemungkinan adalah posisi sosial terburuk. Absennya titik tengah akan menghambat progres kemajuan. Namun, pencabangan dari pemikiran politik tidak harus menjadi sangat hitam atau putih. Dengan kata lain, kita harus melayarkan kapal persis di tengah, jauh dari tepian bebatuan di kiri atau kanan.

Karya ini berusaha untuk menerangi apa yang menegaskan akal sehat bahwa kita tidak boleh menerima kemajuan itu begitu saja. Kemajuan ini dihasilkan dari perubahan dasar cara kita berpikir, yang tidak semuanya diinginkan, dan perubahan ini tidak dapat dihindari.

Sedangkan, sudut pandang sentris adalah pendekatan yang berada di tengah-tengah antara kedua kutub asumsi-asumsi mendasar. Sentrisme tidak berusaha untuk menjelekkan kedua belah kecenderungan, tetapi mengambil realitas sebagaimana yang diberikan.

Tujuan utama sentrisme adalah untuk mempengaruhi formasi dari institusi yang dapat mendukung kooperasi dan juga kompetisi ke arah inovatif dan bermanfaat, menyatukan bayang-bayang agresif dari kemanusiaan menjadi sebuah konstruksi kreatif. Sehingga, nantinya bisa memberikan makna kepada peradaban.

Sentrisme melihat posisi kemajuan saat ini dan menanamkan tanggung jawab pada umat manusia untuk berjuang demi pertumbuhan yang signifikan. Ini merupakan proyek pembaruan, bukan revolusi. Dengan demikian, pada intinya sentrisme adalah sebuah perspektif anti-ideologi, sentris, pragmatis yang ditujukan untuk kebaikan yang lebih besar, kemajuan peradaban yang berpusat pada manusia.

Baca Juga  Gubernur Sumut: Pekan Inovasi dan Investasi Diharapkan Beri Efek Masuknya Investor

Sentrisme memahami bahwa inovasi tidak datang begitu saja. Untuk memunculkan sebuah penemuan, masyarakat harus menghargai eksplorasi, pemikiran bebas, dan pengetahuan, serta budaya yang harus mengizinkan pemikiran yang rasional dan eksperimental. Untuk berkembangnya teknologi, investasi harus memberi makan api pengetahuan.

Tujuan lain sentrisme adalah untuk membentuk konsensus dalam mengembangkan prinsip-prinsip kemajuan ini. Mungkin beberapa orang menganggap ini sebagai common sense, tetapi sangat penting untuk memberikan bentuk dan struktur di dalam sentrisme.

Melalui sentrisme, apapun susunan pemerintahannya, mereka harus selalu mendukung inovasi. Semua sistem pasti akan hilang dan melapuk, sehingga kewaspadaan dan reformasi diperlukan.

Hal itu tentunya sangat cocok dengan Partai Golkar yang menjalankan cita-cita reformasi, dengan terus merawat perbedaan yang ada di Indonesia. Partai Golkar dikenal sebagai partai yang stabil, seimbang, dan tidak berat sebelah.

Golkar juga menjadi contoh bagi partai lain untuk kembali pada persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi partai yang berdiri di tengah demi terciptanya keharmonisan antara anak bangsa. Kemudian, selalu menyelesaikan segala persoalan dengan mengembalikan pada persatuan dan kesatuan NKRI merupakan ciri khas dari Partai Golkar.

“Living no one behind untuk kesejahteraan rakyat, tanpa membedakan siapa mereka, di mana mereka berada. Partai Golkar adalah partai yang merangkul dan membangun untuk semua, demi terciptanya pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat,” kata Ketua umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, beberapa waktu lalu.

Hal senada juga disampaikan Ridwan Kamil usai bergabung dengan Partai Gollkar. Menurut Ridwan Kamil, Partai Golkar sangat kuat sebagai simbol partai tengah, partai yang Pancasilais dan terbuka. Sehingga hal itu menjadi alasan dirinya berminat untuk gabung di partai berlambang pohon beringin.

Secara historis, Partai Golkar juga diisi oleh individu-individu berkualitas. Hal itu menunjukkan institusi ini sangat terhormat, dan akan menguntungkan Indonesia ke depan. Sebab, partai politik akan mengambil keputusan-keputusan strategis yang menjadi hajat hidup seluruh bangsa Indonesia.

 

Editor: Addinda Zen

 

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life