Home » Menghitung Peran Generasi Milenial dan Gen-Z Dalam Perekonomian Indonesia Saat Ini

Menghitung Peran Generasi Milenial dan Gen-Z Dalam Perekonomian Indonesia Saat Ini

by Erna Sari Ulina Girsang
3 minutes read

ESENSI.TV - JAKARTA

“Saat ini struktur penduduk Indonesia didominasi oleh usia produktif dari generasi Milenial dan gen-Z. Ini adalah kabar gembira karena artinya, Indonesia memiliki satu modal besar dalam melaksanakan pembangunan dari sumber daya manusia”.

Selamat Tahun Baru 2023 bagi kita semua. Selamat berencana dan berkarya di tahun yang baru, khususnya bagi generasi muda Indonesia.

Generasi Milenial dan generasi Z bolehlah berbangga karena menjadi kelompok mayoritas di tengah masyarakat sekarang ini. Sebagian besar atau sekitar 53,81 persen populasi penduduk Indonesia berasal dari kedua generasi ini.

Survei Penduduk Tahun 2020 BPS menemukan bahwa generasi Z, kelompok masyarakat yang lahir selama tahun 1997-2012, saat ini diperkirakan berusia 11 tahun hingga 26 tahun, menguasai 27,94 persen populasi penduduk atau sebanyak 74,93 juta orang.

Sedangkan generasi Milenial, kelahiran tahun 1981-1996, diperkirakan berusia 27 tahun hingga 42 tahun sekarang ini, populasinya mencapai 25,87 persen dari total penduduk Indonesia atau 69,38 juta orang.

Jika disesuaikan dengan usia produktif yang dipakai Badan Pusat Statistik (BPS), yaitu umur 15 hingga 64 tahun, semua generasi Milenial saat ini sedang gencar-gencaranya memaksimalnya potensinya untuk produktif, sebagian besar generasi Z sudah masuk usia produktif, dan sebagian lagi belum produktif.

Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tahun Kelahiran 

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tahun Kelahiran. Grafis: BPS 2020

Sumber:  BPS, 2020

Jadi, saat ini struktur penduduk Indonesia didominasi oleh usia produktif. Ini adalah kabar gembira karena artinya, Indonesia memiliki satu modal besar dalam melaksanakan pembangunan dari sumber daya manusia.

Generasi Milenial sudah mengisi pos-pos lapangan kerja strategis di Indonesia, tidak hanya sebagai eksekutif di perusahaan swasta, lembaga nirlaba, bahkan sudah menjadi penasehat hingga pemimpin di pemerintahan.

Sementara itu, semua Generasi Z pada kurun empat tahun mendatang akan memasuki usia produktif dan generasi inilah yang menjadi pelaku pembangunan Indonesia di masa mendatang.

Masih dari data Survei Penduduk BPS, hingga September 2020, jumlah penduduk Indonesia mencapai 270,20 juta jiwa. Rata-rata jumlah penduduk bertambah sebanyak 3,26 juta setiap tahun atau sekitar 1,2 persen.

Mendominasi Investor Pasar Saham

Saat ini, generasi Milenial dan Gen-Z sudah diperhitungkan dalam dunia investasi. Sehari sebelum penutupan perdagangan saham tahun 2022, Kamis (29/12/2022), Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Inarno Djajadi, melaporkan investor saham saat ini didominasi oleh kalangan Milenial dan gen-Z.

Investor di bawah usia 30 tahun jumlahnya mencapai 58,74 persen dari total investor di pasar modal dengan total nilai aset Rp80,97 triliun. Investor berusia 31 tahun hingga 40 tahun populasinya 22,47 persen dengan total nilai Rp118,09 triliun.

Generasi Milenial dan gen-Z menjadi pendorong kenaikan jumlah investor pasar modal Tanah Air. Dalam lima tahun terakhir, jumlah investor naik 10 kali lipat menjadi 10,3 juta single identity number (SID) per akhir tahun 2022.

Namun, memang dari sisi nilai aset, investor berusia 60 tahun masih menguasai, yaitu Rp947,36 triliun, meskipun dari sisi jumlah hanya 2,77 persen. Investor usia 51 – 60 tahun sebanyak 5,22 persen dengan total aset Rp250,10 triliun. Sedangkan, kelompok investor berusia 41 tahun hingga 50 tahun menguasai 10,85 persen dengan total aset Rp177,54 triliun.

Baca Juga  Gaya ala Idol K-Pop yang Bikin Gen-Z Makin Hits

Tidak hanya di pasar saham, dari instrument kebijakan fiskal, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dalam Leaders Talk, Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia 2022, Bali, akhir tahun lalu, mengatakan konsumen surat berharga negara (SBN) ritel dalam beberapa tahun terakhir telah diminati generasi milenial.

Salah satu penarik SBN ritel bagi generasi Milenial dan gen-Z adalah karena bisa diakses melalui aplikasi digital. Pemerintah membuka Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE) atau e-commerce untuk memasarkan SBN Ritel.

Pajak Penghasilan Gen-Z

Syahrial Loetan Pengamat Perencanaan Pembangunan Nasional yang juga Sekretaris Utama Bappenas periode 2005 – 2013, mengatakan generasi milenial juga sudah berkontribusi dalam pembagunan sebagai pembayar pajak. Pemerintah, menurutnya, selalu berupaya mengakomodir kebutuhan dan kemampuan generasi ini untuk ikut memenuhi kewajibannya sebagai pembayar pajak.

Dalam tulisannya bertajuk “Kata Siapa Pajak Baru Bergaji Rp5 Juta Memberatkan? Kamu Salah”, di esensi.tv, Selasa (3/1/2023), disebutkan sejak akhir tahun lalu, batas Penghasilan Kena Pajak (PKP) dinaikkan, sehingga tidak terlalu memberatkan generasi Z yang sebagian mungkin masih memulai karirnya ataupun generasi Milenial yang telah berkeluarga dan memiliki anak.

Merespons polemik publik soal kebijakan Pemerintah memberlakukan pajak pendapatan sebesar 5% pada gaji minimal Rp5 juta, Syahrial Loetan memastikan ketentuan itu justru meringankan, bukan memberatkan.

Generai Milenial dan gen-Z diharapkan dapat memahami apa yang sedang terjadi, yaitu Pemerintah menaikkan batas batas penghasilan kena pajak (PKP) menjadi Rp5 juta per bulan atau kumulatif Rp60 juta per tahun, dari sebelumnya Rp4,5 juta sebulan atau kumulatif Rp54 juta per tahun.

“Peraturan baru itu justeru meringankan dan membantu masyarakat yang tadinya bergaji Rp4,5 juta per bulan dikenai pajak penghasilan pribadi, sekarang tidak. Kalau yang bersangkutan gajinya sudah naik menjadi Rp5 juta maka baru dikenakan pajak 5%,” tulisnya.

Selektif Sebagai Konsumen

Selain fasih menggunakan teknologi informasi, sebagai konsumen, generasi Milenial dan generasi Z lebih selektif dalam memilih produk. Hasil penelitian PWC Consumer Intelligence Series tahun 2021 menunjukan bahwa sekitar 83% responden, dari kedua kelompok generasi ini, setuju bahwa setiap pelaku bisnis di industri barang-barang konsumsi harus menerapkan prinsip ESG.

Perusahaan dinilai harus memperhatikan kepentingan lingkungan, sosial dan dikelola dengan tata manajemen yang baik dalam menghasilkan produknya. Jika tidak, 76 persen responden mengatakan perusahaan akan kehilangan pangsa pasarnya.

Sejumlah contoh di atas menjadi bukti bahwa generasi Milenial dan gen-Z sudah sangat diperhitungkan sebagai konsumen, target pasar produk jasa keuangan, industri manufaktur, barang-barang konsumsi, serta menjadi penyumbang penerimaan negara.

Besarnya populasi generasi Milenial dan gen-Z menjadikan jumlah penduduk usia produksi lebih banyak dibandingkan usia non-produktif. Ini menjadi modal besar bagi Indonesia mengejar target pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena masih memiliki bonus demografi. Sambil menanti ledakan itu, sekarang saatnya meningkatkan kompetensi, karakter dan mental yang memiliki integritas dan saing tinggi.*

 

Editor: Erna Sari Ulina Girsang

You may also like

Copyright © 2022 Esensi News. All Rights Reserved

The Essence of Life